Tampilkan postingan dengan label cerpen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cerpen. Tampilkan semua postingan

Selasa, 07 Januari 2014

Segenggam cinta suci meilan

CINTA FATHAN UNTUKKU.

Satu minggu sudah aku dipindahkan keruang rawat biasa. Ayah, Ibu, Kak Adrian menjagaku secara bergantian. Hari-hariku kian berhias bersama mereka. Keceriaan telah tercipta disetiap detikku. Keluargaku telah kembali, mereka rukun setelah komaku. Kami saling bercanda, tertawa saat mendengar ucapan Adinda dengan segala keluguannya. Begitu ia serius bila bercerita tentang sekolahnya. Apa lagi saat bicara tentang ibu gurunya yang sedikit cerewat pada anak-anak muridnya. Sungguh, ia sangat lucu menirukan gaya gurunya itu bila sedang marah-marah, mulutnya menyat-menyot, tangan bertelak pinggang dengan jari telunjuk menunjuk-nunjuk, benar-benar detail ia menirukannya. Aku sangat senang, suasana yang amat kurindukan sejak dulu.
Bukan hanya keluargaku datang merawat, Yuna, Anita dan Fathan pun mengunjungiku, menggantikan keluargaku kala mereka beristirahat. Kadang Yuna datang sendiri, kadang ia datang berdua dengan Anita, kadang bertiga bersama Fathan. Fathan pun seperti itu. Akan tetapi, kini Fathan sering datang sendiri. Ya, semakin lama aku semakin dekat dengan Fathan, memang kedekatan kami sudah terjalin selama aku sebelum dikurung dan akhirnya koma seperti seminggu yang lalu. Namun, kedekatan kami dulu hanya sebatas teman, teman curhat, teman bertukar pikiran tentang Islam selain dengan Yuna dan Anita. Tapi kini, kami kian dekat setelah kejadian aku terlepas dari ragaku. Bahkan kerap kali Yuna dan Anita meledek ku dengan Fathan, Fathan semakin menarik hatiku dengan sedikit kata gombalan-gombalan kaku ala anak-anak rohis.
Aku, Yuna dan Anita sering tertawa bila Fathan menggombal karena paksaan Yuna dan Anita. Bagaimana tidak, ia yang tidak biasa menggombal cewek. Jangankan menggombal, dekat dengan salah satu cewek dikampusku saja aku dan kedua temanku belum pernah melihatnya. Dia selalu menjaga jarak bila ada cewek mendekatinya. Bukan karena dia tidak suka cewek, tapi dia punya prinsip yang selalu ia serukan bila ada yang mendekatinya.
" Bunga mawar merah indah warnanya, tapi sayang ia penuh duri yang membuatku kadang tertusuk, tertusuk seperti saat aku menatap dirimu.. "
seperti itulah ucap Fathan kala ia dipaksa untuk menyatakan cinta secara langsung buatku. Gayanya yang kaku dan kikuk membuat aku tak bisa menahan tawa melihatnya. Fathan, Walau pun ia sangat populer dan sangat dikagumi cewek-cewek kampus ia tak berani bertindak gegabah dengan menyukai cewek sembarangan yang orang tua kriteriakan untuknya. Tiada hari tanpa tertawa. Silih berganti guyonan diantara keluargaku dan Anita juga Yuna, membuatku semakin merasakan kedekatan pada mereka.

****     ****     ****     ****

Hari ini, Kak Adrian dan keluarganya pulang balik ke Jawa saat Keadaanku kian membaik, tubuhku semakin sehat dan berat badanku sudah bertambah stabil. Kembali seperti semula. Setiap hari Dokter pun memeriksakan kesehatanku. Satu obat habis, Dokter memberikan resep obat baru untukku. Namun, selang infus masih menggelayut. Walau beberapa hari lagi aku sudah diperbolehkan pulang. Aaah, rasanya aku sudah bosan dan sudah kian tak sabar menunggu hari-hari kebebasanku dari makanan ala rumah sakit yang tak berasa bumbu.
Sore ini, Fathan datang berkunjung sendirian. Ia ingin mengajak aku jalan-jalan keluar rumah sakit sebentar. Biar aku tak bosan katanya. Aku hanya mengangguk, mengiyakan ajakannya. Ibu pun setuju usul Fathan saat ini. Setelah meminta ijin keluar pada dokter, aku pun dibawa Fathan entah kemana. Ia menutup mataku dengan kain hitam. Tak ingin aku tahu, kejutan ucapnya. Kejutan yang ingin ia berikan padaku. Hadiah untukku setelah kesadaranku dari koma.
Cara Fathan membuat keingin tahuanku tak sabar untuk menanti. Duduk diam dikursi roda, melaju sedang entah kemana ia akan membawaku. Aku cemas, penasaran dan berbagai rasa telah memenuhiku.
Entah sudah berapa lama ia membawaku pergi, entah sudah berapa lama aku duduk dikursi roda dengan mata tertutup, dan entah sudah berapa jauh jarak roda ini menempuh. Jalanan rusak terasa, jalanan mulus juga sudah dilalui. Aaah, aku pun juga tidak tahu kemana arah tujuan Fathan mengajakku pergi.
" Sudah sampai. " ucap Fathan ketika roda tak lagi berputar. Ketika ia tak lagi mendorong kursi rodanya, ia membukakan ikatan kain hitam dari mataku.
Lamat-lamat ku buka mataku. Kutatap hamparan air biru berpasir putih di sepanjang tepian. Deburan ombak berbunyi saling bersahutan. Awan putih saling arak berarak satu sama lain. Burung camar berkicau bagai satu melodi tentang cinta. Angin bertiup lembut menyentuh kulit wajahku.
Fathan memberikan kejutan pantai berpasir putih indah sekali. Air laut yang jernih, tampak beberapa ekor ikan saling berkejaran ditengah semak belukar tanaman laut. Sangat indah, keindahannya tampak serasi oleh tumbuhan bakau yang sengaja ditanami penduduk untuk menghadang ombak laut.Biota-biota laut nan asing tumbuh berkembang disekitar areal tanaman bakau yang tumbuh seperti semak belukar.
" Bagus sekali, Than? Jadi ini kejutannya? " tanyaku kagum akan keindahan lautnya. Fathan mengangguk dengan 1000 volt senyuman terindahnya buatku.
Mendadak saja aku begitu kaget, Fathan menyelimuti diriku dengan sweeter miliknya. Lalu ia memelukku dari belakang dengan erat. Seolah ia tak ingin melepaskan pelukan itu dariku. Aku diam, tak bisa bergerak. Tangan Fathan begitu kekar untuk ku lepaskan. Tak biasanya ia melakukan ini, seperti ada sesuatu yang ia ingin katakan padaku. Entahlah, aku juga tidak terlalu mengerti tentang sikap Fathan saat ini.
" Entah kenapa, aku sayang sama kamu! Sejak kita selalu berdua, aku merasa ada sesuatu diantara hatiku, berdebar, takut kehilangan bahkan bayangan dirimu selalu datang disetiap detikku. " serunya bercerita tentang perasaannya. Kali pertamanya ia serius berucap seperti ini secara langsung. Suara dengus nafasnya terdengar tak beraturan, degup jantungnya berasa sangat kencang dibalik pelukannya.
" Dua minggu aku menghilang, berusaha untuk melupakan, berusaha juga merenungi apa maksud hatiku yang selalu berdebar. Ternyata jawaban itu ada pada dirimu dan diriku. " ucapnya lagi, semakin ia mendekatkan wajahnya disamping telinga kiriku. Semakin dengus nafasnya terdengar menjalar keseluruh saraf daun telingaku, hembusannya sangat terasa kala nafasnya dihempaskan keseluruh permukaan kulitku.

Fathan memang sudah mengucapkan itu, tapi entah kenapa aku sangat merasa gugup dan berdebar seperti ini. Ternyata, ia benar mencintaiku. Suka padaku. Aku tak tahu, apa perasaanku sama sepertinya? Perasaan yang sama saat dekat dengannya, perasaan yang sama saat ia menyentuh kulitku. Jantungku berdegup kencang tanpa mampu ku kontrol saat ia tersenyum padaku.
" Mei..aku mohon, jangan kau melakukan itu lagi. Jangan kamu meninggalkan aku lagi seperti dua minggu yang lalu. Sungguh, aku tak bisa lepas dari bayang-bayang dirimu saat ku tahu kamu sedang sekarat. Aku mohon, aku mohon padamu. "
aku semakin tak bergerak, tubuhku seolah kaku dan tersihir oleh ucapannya. Ucapan Fathan mampu membuat hatiku merasa nyaman didekatnya. Aah, entah kenapa aku begitu terpesona semua yang ada pada dirinya. Tanganku tergugah, menggugah diriku untuk bergerak. Ku sentuh tangan itu kemudian. Kurekatkan mendekap lebih mendalam lagi. Getaran itu semakin hebat, darahku semakin mengalir deras keseluruh pembuluh darahku.
" Aku takkan meninggalkanmu, aku janji tak akan pernah mengulanginya lagi. " ucapku keluar begitu saja dari bibirku.
Angin terus berhembus, membawa deburan ombak kedaratan. Desir-desir indah saling beriringan membawa melodi dari kicauan burung yang berterbangan. Hari kian menjingga kala sang raja mentari turun dari singasananya. Menyaksikan matahari terbenam, berdua dengannya saling berpelukan dihamparan pasir putih.
Fathan melepaskan pelukannya padaku demikian. Ia berlulut dihadapanku. Merogoh saku celananya sebentar, lalu.. Aah, lagi-lagi ia memberikan sebuah kejutan yang tak pernah kuduga sebelumnya. Sebuah cincin bermatakan berlian mungil ia tunjukan padaku.
" Maukah kamu menjadi pendamping hidupku? Pendamping yang selalu setia menemaniku kala aku susah maupun senang? " tanya Fathan padaku.
Subhanallah. Sudah tiga kali ia memberikan aku kejutan tak terduga. Dan kali ini, kejutan yang luar biasa untukku. Ia melamarku, ia ingin menjadikan aku seorang istri untuknya. Untuk anak-anaknya kelak.
Ya Tuhan. Apa yang harus ku katakan? Entahlah? Haruskah aku gembira atau apa? Yang pasti aku inginkan hal itu. Namun, aku belum siap menjadi seorang istri. Mungkin waktunya saja belum tepat ia menyatakan ini untukku. Aku masih butuh waktu untuk menjawabnya. Tapi..aaah.., " Ya.. Aku mau menjadi istri kamu, Than!?! " jawabku tanpa berpikir panjang. Aku luluh oleh senyumanya, aku luluh oleh ucapannya.
Fathan melongo, seakan ia tak percaya apa yang barusan aku katakan jawaban untuknya.
" Benarkah itu, Mei? "
aku mengangguk. Fathan berjingkrak kegirangan. Lalu..,
" Ya Allaaaah, terima kasih atas semua ini. " teriak ia sekeras mungkin kearah lautan.
Kemudian, ia memasangkan cincin itu dijari tengah kiriku. Dia tersenyum padaku, dan aku membalas senyuman itu.
Ia menatapku sejenak. Dan..
" Terimakasih ya, Mei. Terimakasih kamu mau menerima lamaranku ini. " ujarnya sembari memelukku.
Aku melepaskan pelukannya.
" Iya.. Sekarang tinggal kamu harus bilang dan datang bersama keluargamu untuk melamarku secara langsung pada kedua orangtuaku. "
Fathan mengangguk mantap. Tiba-tiba..
" Fathan.., "
" Apa? " sahutnya.
Tanganku bergerak kearah wajahnya. Bergetar, seperti orang yang tak percaya apa yang sedang ku lihat diantara celah hidungnya. Kulihat lekat-lekat darah yang menempel dijari tanganku. Benar dugaanku, ini darah yang barusan menetes dari salah satu lubang hidung Fathan.
" Kamu..mi..misan? "
" A..apa? Mimi..san? " katanya mengulang ucapanku. Ia menyentuh lubang hidungnya, lalu melihat dengan seksama darah itu.
" Kamu..nggak apa-apa kan, Than? "
" Aaah.. Nggak apa-apa, kok! Mungkin ini karena aku dekat dengan kamu kali ya, jadi mimisan kayak gini. Bodoh ya aku? Masa dekat dengan cewek secantik kamu aku mimisan kayak gini.. " ujarnya mengalihkan kekuatiranku. Tersenyum terpaksa, menyembunyikan sesuatu dariku.
" Than?! "
" Ya, Mei? "
" Apa kamu sedang menyembunyikan sesuatu padaku? " selidikku penasaran.
" A..apa? A..aku, aku menyembunyikan sesuatu? Nggak lah, Mei! Masa sih aku menyembunyikan sesuatu dari kamu. " sergahnya gelagapan, sambil mengelap darah yang masih saja menetes dari celah hidungnya.
Mata itu tak bisa membohongiku. Bahasa tubuhnya begitu terlihat kalau dia sedang berbohong padaku. Ia tidak bisa berbohong dihadapanku. Terlihat jelas kalau dia sedang menyembunyikan sesuatu dariku. Gugup dan ketakutan atas rahasia yang sedang sembunyikan dariku akan ketahuan.
" Kamu lagi nggak membohongiku kan, Than? " selidikku sekali lagi. Aku ingin tahu, harus tahu apa yang sedang ia sembunyikan dariku.  
" Aah, nggak lah, Mei! Masa sih aku membohongi calon istriku sendiri? Percaya deh, aku nggak apa-apa kok! Dan aku nggak berbohong atau menyembunyikan sesuatu dari kamu.., " sergahnya meyakinkanku. " Udah ah, yuuk, kita pulang! Udah sore. " serunya mengalihkan pembicaraan.
Sepanjang jalan, hatiku tak tenang. Aku bahagia memang, bahagia karena Fathan melamarku. Namun, aku tidak tenang karena ada sesuatu yang Fathan sembunyikan dariku. Darah keluar dari hidung tanpa henti, hal itulah yang membuatku takut kehilangan dirinya.

Dua hari sesudah Fathan melamarku ditepi pantai, dan dua hari sebelum aku pulang dari rumah sakit. Fathan berdiri melamun di depan jendela. Wajah kuatirnya sangat terlihat dibalik tatapan matanya begitu kosong kearah luar jendela. Sudah dua hari ini dia datang menjengukku dengan tampang seperti itu.
" Than, kok ngelamun sih? Ada apa? "
" Eeh, nggak apa-apa kok, Mei! Aku cuma kuatir kalau orang tua mu tidak setuju dengan lamaranku sama kamu! " serunya.
" Ooh, itu yang buat kamu melamun? "
Fathan mengangguk lemah.
" Sudah jangan dipikirin. Ibu dan Ayah pasti setuju kok dengan rencana kita ini! " seruku memberi semangat.
" Insya Allah Mei, ya sudah kamu istirahat dulu. Aku mau sholat dhuha dulu, biar tenang sedikit. "
" Oke. "
ku lihat dirinya berjalan dengan gontai, begitu berat langkahnya untuk keluar. Seakan ada beban berat yang sedang menggelayut dipundaknya. Beban apa yang sedang ia pikirkan saat ini, Aku pun tak mengerti. Tapi, Aku merasakan ada hal lain yang ia sembunyikan dariku.
Setelah Fathan keluar dengan segudang kebimbangan dan kekuatiran. Pikiranku mengingat akan darah yang menetes dari celah hidungnya. Tetesan darah yang sedikit membuatku kuatir akan kesehatannya. Mungkin itu yang dipikirkan Fathan saat ini. Pikirannya bukan pada masalah kekuatiran terhadap jawaban orang tuaku nanti akan lamarannya padaku.
" Aah, nggak mungkin? Mungkin saja benar, Fathan sedang kuatir dengan jawaban ibu dan ayah nanti tentang lamaran itu! " ujarku dihati.
Aku berusaha membuang segala pikiran burukku terhadapnya. Lalu, aku berbaring kembali diranjang. Berusaha tidur dan melupakan tentang darah yang menetes dari celah hidung Fathan. Tak berapa lama.. Pintu kamarku terbuka kembali oleh seseorang diluar sana. Ku lihat Ibu dan Ayahku berjalan beriringan memasuki ruang rawatku.
" Mei, Fathan mana? Katanya ada yang mau dibicarakan sama ibu dan ayah? " tanya ibu.
" Iya nih, Mei! Ayah jadi nggak sabar seperti yang kamu bilang ditelepon tadi?!? " timpal ayahku mengeluarkan beberapa macam buah-buahan dari dalam kantong plastik.
" Sabar dong Yah, Bu! Fathannya lagi sholat dhuha dulu. "
" Ooh gitu.. Ya deh, kami tungguin Fathan. " sahut ibuku sembari melirik dengan sedikit senyuman kearah ayahku.
Ku lirik jarum jam dipergelangan tangan Ayahku. Sudah jam 11, hampir 3 jam Fathan sholat dhuha. Ia juga belum selesai dan kembali ke kamar rawatku. Tak seperti biasanya ia berlama-lama dalam sholat dhuhanya. Ada sesuatu yang terjadikah? Aah, walaupun ada sesuatu hal Fathan akan selalu menghubungiku. Dan aku pun tahu, dia bukan orang yang suka mengingkari janji.
" Kok, lama ya, Mei? Ibu jadi nggak sabar nih, nungguinnya! " seru ibu.
" Nggak tahu, Bu! Mungkin dia sedang mengaji. " sahutku.
" Sabar dong, Bu! Mungkin Fathan gugup atau grogi barangkali. " Timpal ayahku.
" kreeek " Pintu kamarku terbuka dari luar. Ku lihat Fathan tampak tak semangat hari ini. Ia terlihat lesu setelah dari sholat dhuha.
" Fathan, dia kenapa ya? Lesu banget kayaknya? " tanya batinku.
" Om, Tante! " sapa Fathan langsung menyambar tangan kedua orangtua ku dan mencium tangan mereka.
" Hei, Than! Apa kabar? " tanya ibuku berbasa-basi.
" Baik tante, tante sendiri bagaimana kabarnya? "
" Baik juga! "
" Oiya Than, katanya ada yang mau kamu sampaikan pada kami? Apa? " sambar ayahku tak sabar.
" Iya Om, begini.., " katanya berjalan menuju kursi dan mengajak orang tuaku duduk. " Insya Allah kalau tidak ada halangan.., mmmh.. Minggu depan saya dan orangtua akan bertandang ke rumah Om dan tante untuk melamar Mei. " lanjut Fathan menjelaskan.
" Apa? Yang benar kamu, Than? " ucap Ibu setengah terkejut mendengar pernyataan Fathan.
Fathan mengangguk mantap.
" Kamu sudah yakin, Than, dengan semua keputusan kamu ini? Kamu tahu kan kalau kami ini non muslim? "
" Ya Om, aku tahu! Kalau Om dan Tante mengijinkan, aku ingin menjadikan Mei sebagai pendamping hidup saya. "
" Ya.., kalau kamu memang sudah yakin kami sih terserah Mei saja. Om dan Tante cuma bisa merestui hubungan kalian saja. " ujar ayahku sembari melihat ke arahku.
" Aku setuju kok, Yah! " seruku.
" Hmm, kalau ceweknya sudah setuju.. Jadi yah.., mau diapain lagi. " ucap ayahku pasrah. Senyum-senyum kearah Ibuku.
" Terimakasih Om, tante! " ujar Fathan sumringah. Tampak ia bahagia dengan segala ucapan kedua orangtua ku. Ia lalu melirikku dengan sejuta senyum kebahagian. Ku balas senyuman itu.

Karya : kamalsyah indra

[Continue reading...]

Selasa, 31 Desember 2013

Blogcerpen - batal jadi cinta pertamaku

Namaku sabrina umurku baru 15 tahun, kami tinggal dengan keluargaku di gang cendana bersama ibu dan bapa. Kami baru saja pindahan sekitar 1 bulan yang lalu ketempat ter sebut. Aku mempunyai 2 kaka laki-laki yang sudah menikah, jadi hanya aku yang masih tinggal bersama ibu dan bapakku, aku sangat manja terutama dengan ibuku Jika ada masalah apapun itu aku selalu berbagi cerita dengannya. Pekerjaan ayahku pedagang kaki lima jual nasi goreng setiap malam aku selalu bantu beliau. Hingga pada suatu hari aku mengagumi seorang cowo penjual kue di seberang tokoku, awalnya aku hanya mengaguminya dia sangat ramah dan tampan Lama kelamaan rasa kagum itu jadi rasa cinta. Hingga aku memberanikan diriku untuk mendekatinya. Hari pertama : aku mencoba membeli kue ke tokonya, sesampai toko aku gugup rasanya ingin kembali dan ga jadi beli, pas waktu itu bertemu dengan tanteku, dia menanyakan padaku " mau kemana kamu rina " aku jawab " itu te mau beli kue tapi takut sendirian" "kenapa harus takut emang di dalam situ ada apaan rin " " ngga ada apa-apa, bisa temenin aku ngga te ke toko situ aku mau beli kue" " owh iya dengan senang hati tante membantu" ucap tanteku lalu kami masuk ketoko tersebut aku terus bersembunyi di belakang tanteku karena merasa gugup dan malu. " kenapa sih kamu rin " tanya tanteku sesekali "ngga ada apa-apa aku bilang" karna tingkah ku tadi cowo itu memandangku.. Aku malah tambah jadi gugup sampai salah tingkah "cepat kamu mau beli apa " tegur tanteku. Ya aku ambil sembarang aja kuenya kan tujuan aku kesitu bukan beli kue tapi ketemu dia. Pas kasih uangnya tante suruh aku yang kasih tapi aku malu malah jadi dorong-dorongan...rasanya sangat memalukan. cowo itu hanya tersenyum melihat tingkahku. Terus malamnya jadi ngga bisa tidur sesekali merasa malu karna kejadian tadi, sesekali aku berhayal memilikinya Hari kedua : Siang itu cuaca panas aku sempatkan melihat dia waktu beli es serut, ampun perasaan ini makin parah aku malah ingin bertemu dengannya terus menerus saja, aku ingin kenalan tapi kalau langsung sapa dia rasanya aneh dan itu pasti jadi tambah memalukan, aku berpikir bagaimana kalau aku cari fbnya. ? Aku berusaha mencarinya kebetulan aku berteman dengan adik sepupunya jadi aku bisa bertanya. Nama adik sepupunya adalah manda. "manda itu yang jual kue itu kaka mu ya" aku bertanya pada manda seolah-olah cuman basa basi, lalu manda jawab "iya dia kaka aku tapi kaka sepupu, ada apa rin" tanya baliknya "ngga ada apa-apa , owh ya dia itu punya fb atau twiterr kya kita ngga " ucapku dengan rasa ingin tau Manda langsung tersenyum kepadaku "ada apa ya, jangan-jangan kamu suka dengan kaka sepupuku ya" ejek manda, ya aku merasa malu tapi gmana lagi yang dikatakan manda itu benar. "tenang aku dukung kamu ko rin " ucap manda aku tersenyum dan merasa lega karna ada org terdekatnya yang akan membantuku, Lalu manda memberi tahukan nama dan fb cowo tersebut namanya adalah johan , malam harinya aku coba invite fb cowo tersebut dan mencoba kirim pesan pertama ku, Yang isinya " hay salam kenal maaf kalau ganggu aku sabrina aku cew yang kmaren bersama tante aku " trus aku send. Setelah itu aku menunggu sampai keesokannya juga tidak ada balasannya. Aku sempat berpikir munkin aku bukan tipenya, aku berbicara dalam hati Rasanya memalukan saja aku naksir dengannya secara dia cowo tampan bagiku, mana munkin dia suka dengan gadis jelek sepertiku, Aku terlihat murung pada waktu itu, sampai ibuku bertanya "ada apa rin " ya aku diam aku masih belum siap ceritakan kepada ibuku. Hingga waktu malam selesai sholat magrib aku cek fb aku, dan ternyata ada balasan dari sidia, aku senang dan langsung cek pesannya, Isipesan : " hi juga sabrina, siapa ya maaf aku lupa " ternyata dia lupa dengan kejadian yang cukup memalukan bagiku lalu aku balas pesannya Dengan : "aku cewe yang bantu bapak aku jualan nasi goreng di depan toko mu" ku balas sepontan seperti itu, Ternyata setelah itu dia cukup lama membalasnya. Lalu ku putuskan untuk bertanya pada manda untuk meminta no telponnya..dan ternyata manda langsung kasih nonya johan, Hmm sepertinya manda kasih no nya tanpa komfrimasi kaka sepupunya , setelah itu aku langsung coba sms lagi Isi smsnya Aku : " hy johan ini aku sabrina yang di fb kemaren, maaf aku minta no kamu tanpa izin" Johan : " owh iya ngga apa-apa ada apa ya " Aku jadi bingung mau balas apa ya.....masa langsung so perhatian gitu sama dia lalu aku balas Aku : "ngga ada apa-apa maaf kalau aku ganggu " Johan : " iya ngga apa-apa, owh ya aku tau nama kamu sabrina kan biasa di panggil rin, tadi manda yang cerita" Baca sms itu aku terkejut, apa manda ceritakan semunya aku tanyakan lagi pada johan Aku :" manda cerita apa ya " Johan : " ya dia bilang kamu pengenkenalan gitu, benar ya " Serontak aku teriak dikamarku " aaaaahhh, , " rasanya malu banget, jadi gelisah mau balas apa jadinya. "Apa aku jujur aja ya..." gumamku dalam hati Aku : " iya kalau boleh " Johan : " iya kita boleh aja ko temenan" Ya sih wajar aja dia sms kaya gitu, tapi masa cuman temenan tapi aku ingin lebih dari sekedar teman, sabar rin isarat hatiku. Besoknya aku berencana ingin beli kue lagi, aku meminta uang jajan pada ibuku untuk membeli kue itu dan langsung berangkat ketoko tersebut. Pas sesampainya di toko Ternyata ada seorang cewe yang menjaga toko tersebut, siapa ya ku tanya dalam hati lalu aku mendekat ternyata cewe itu sedang hamil sekitar 5 bln lebih karna perutnya sudah sangat besar , lalu aku bertanya pada cewe itu "maaf anda yang jaga toko ini ya " lalu dia berpaling dan tersenyum "iya kebetulan suami aku lagi pergi sebentar, munkin ada yang bisa aku bantu " aku dengar itu ya kecewa terkaget-kagetnya. Aku pikir dia masih single atau paling engga dia udah punya pacar, ini udah punya istri. lalu aku jawab pertanyan cewe itu seperti orang plinplan

" iya aduh.. aku lupa mau beli apa tadi. , bentar aku pulang dulu ya " alasan singkatku, lalu akuergi tinggalkan toko itu Setahu aku johan ngga perna dengar akan menikah atau apa. "Aku harus tanya manda " Sesampai dirumah aku telpon manda. ? Pas diangkat aku langsung to do point aja nanya nya, munkin karna rasa kecewa tadi, Aku : "manda apa benar johan udah punya istri.. ? ko kamu ngga kasih tau sih " Manda : " iya rin, nanti aku jelaskan, sekarang ngga bisa lagi banyak orang" Aku : " terus kapan kamu kerumah ku " Manda : " sore ini aku kerumah mu munkin jam15:30" Aku : "aku tunggu ya " Manda : " iya" kami mengakhiri percakapan kami cukup singkat, Aku sangat penasaran hal apa yang akan manda sampaikan. Sesambil aku merasa kecewa, cowo yang ku taksir ternyata mendadak udah punya istri Sekitar jam 15:00 lewat manda datang, ibuku berteriak memanggilku, "rin, ini temanmu datang" Aku kelur dan benar itu manda, manda menceritakan tentang apa yang tejadi dengan johan, ternyata itu bekas mantan kekasih jarak jauhnya , pas hamil cewe itu minta pertanggung jawaban johan tapi johan tinggalkan pergi katanya akan beritahukan pada ibunya ternyata tidak, johan malah tak menemui gadis itu lagi, sekarang johan sudah ngga bisa mngelak lagi dia terpaksa harus kawin dengan cewe itu kmaren malam, " maaf rin aku ngga sempat kasih tau. Aku pun sama terkejutnya denganmu." ucap manda

" iya ngga papa ko," ucapku sambil tersenyum sebenarnya sih kecewa tapi mau gimana lagi. Sisi positifnya aku bersukur cinta pertamaku bukan cowo seperti itu.. Yang tak bertanggung jawab Munkin jika aku berpacaran dengannya nasibku bisa seperti cewe itu. Munkin lebih parah. Hayal ku dalam hati.:-)

Selesai Trimakasih bagi yang telah mau mebacanya......

Karya : guzty zeromaki

[Continue reading...]

blogcerpen - AJALKU DATANG SAAT AKU BAHAGIA

Intan kirna nama sang gadis yang pintar dan cantik, dia dari keluarga yang kurang, namun dari kekurangannya itu dia sangat tidak terlihat karna kelebihan yang dia milikilah. Banyak guru yang suka dan kagum padanya selain dia mengharumkan namanya sendiri, dia juga mengharumkan nama sekolahanya, selain para guru yang suka padanya, para siswa dikelas bahkan disekolahnya pun tergila-gila pada Intan. Disekolah Intan hanya memiliki satu orang sahabat saja, bukan karna dia dimusuhi oleh para siswi melainkan dia hanya merasa nyaman hanya dengan satu sahabatnya itu. Devi, nama sahabat yang sejak kelas satu mereka bersama.

Waktunya masuk kelas, karna bel telah berbunyi. Saat jam pelajaran berlangsung bu rini bertanya pada intan, akan tetapi yang menjawab bukan intan, melainkan para siswa yang suka dengan intan, mereka berbondong-bondong mencari muka dengan intan, supaya intan jatuh hati pada mereka, namun karna intan siswi yang pendiam, dia hanya tertunduk malu sambil senyum kecil. “ nengok ke’sekaliii aja ke’ gw, intan ? “ teriak salah satu siswa dari belakang, namun intan hanya menunduk saja tidak memperdulikan ocehan orang lain. “ sudah… sudah kalian ini pada genit, sudah perhatikan kembali buku kalian !” ucap bu rini menenangkan kelas. “genit banget sie lo jadi cowok ? lagian apa bagusnya coba sie intan ? “ celoteh Dera karna tidak suka dengan Intan. “ lah… ngapa ? lo iri kan sebenarnya ama si, intan ? ngaku lo ?” serbu para siswa. “ sudah… sudah malah dilanjutkan lagi ? ayo kita belajar lagi “ angkat bicara bu rini dengan nada sedikit emosi
Waktu istirahat pun tiba
Saat Intan dan Devi ingin keluar kelas, di depan pintu kelas mereka dihadang dengan geng yang gak suka terhadap Intan dan Devi, mereka pun habis dipukuli oleh geng itu dan ketua geng itiu adalah Dera, tidak ada yang berani untuk melaporkan kepada guru, karna jika ada yang melaporkan maka geng itu akan memberikan hukuman yang sangat parah, geng itu sangat berkuasa satu sekolah, karna selain mereka kelas 3, mereka juga dari anak yang terlahir dari keluarga yang kaya, mereka terkenal kejam, mereka akan melakukan segalanya untuk bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan, Intan pun banyak darah yang keluar dari bibir kecilnya itu, karna penganiayaan yang dilakukan geng itu.

Jam istirahat pun selesai
Saat jam istirahat selesai, Intan dan Devi masih belum masuk kedalam kelas, karna harus membersihkan darah yang keluar dari bibirya itu, saat selesai membersihkanya mereka berdua pun kembali kedalam kelas, dan saat mereka masuk kedalam kelas ternyata ada siswa baru, dia sedang memperkenalkan diri.
“ tunggu angga, maaf ibu potong yah ?”.
” oiyah bu, gpp” jawab angga
“ kalian berdua kenapa baru masuk kekelas ? dari mana kalian ? intan, kenapa sama bibir kamu ? Devi, kamu juga kok pada berantakan gini ?” Tanya bu hikmah yang terkenal crewet itu
1 jawaban belum dijawab bu hikmah langsung memberikan pertanyaan yang bertubi-tubi . “ tadi kita habis jatuh bu, makanya kita jadi berantakan terus berdarah dech, maaf yah bu kita telat masuk kelasnya ibu “ jelas Devi ke bu hikmah, bu hikmah pun menganggukan kepalanya dan mempersilahkan mereka berdua duduk.
Pelajaran pun kembali dilanjutkan dan anak baru itu pun dipersilahkan duduk. Rangga memiliki wajah yang tampan, kulit yang putih, rambut yang hitam dan berdiri tegak, banyak siswi yang tertarik padanya.

3 Bulan kemudian
Waktu terus berjalan dan pertemanan antar Intan dan Angga pun terjalin dengan baik, bahkan Angga sudah memiliki rasa kepada Intan, namun dia hanya diam tidak berani untuk mengutarakannya, lagi pula Angga merasa takut jika Intan tau perasaannya maka dia akan menjauhi Angga.

6 bulan kemudia
Waktu Akhir Semester pun kini hampir tiba. Rangga sudah menceritakan semua perasaannya kepada sahabatnya Intan, yaitu Devi. Devi pun masih merahasiakannya dari Intan, dan rencananya mereka akan memberitahu intan setelah liburan nanti.

Waktu terus berjalan, waktu liburan pun kini tiba, walau belum dikasih tau tentang kabar kelulusan mereka, tapi mereka yakin kalau mereka itu akan lulus, suatu hari ditengah liburan berlangsung Devi mengajak Intan untuk berlibur disuatu villa, hingga akhirnya Intan pun setuju untuk semua rencana yang sudah Devi rencanakan, namun Devi tidak bilang kalau Angga juga ikut dengan mereka berdua.
Sesampainya divilla, Intan terkejut, karna seseorang yang membukaan pintu ternyata Angga, “ angga, kamu kok disini ?” ucap Intan karna terkejut,
“ oh iya, aku lupa kasih tau kamu intan, kalau villa yang kita datangi sekarang itu milik keluarga angga”, jawab Devi menjelaskan
“ hy, dev? Hay intan ?” sapa angga
“ oh gitu yah ? hy juga angga ?” jawab intan

Hingga dimalam yang dingin nan indah karna banyak bintang dilangit membuat suasana terlihat romantic, intan tidak tau menau tentang apa yang mereka berdua rencanakan, dalam lamunan, intan, sangat khusuk, sampai-sampai dia tidak sadar dengan kehadiran angga.
“ intan !” panggil angga ke intan yang masih khusuk menikmati bintang-bintang
“ eh kamu angga ? udah lama disini ?”intan pun bertanya kembali
“ aku tau, aku hanya seorang siswa baru, aku tau aku hanya orang baru diikehidupan kamu, intan jujur, setelah aku mengenal kamu sejauh ini, aku tuh sudah memiliki rasa sayang bahkan mungkin rasa cinta, dulu aku anggap kamu Cuma sebagai sahabat aku, tapi sekarang semua berbeda, aku sudah pendam rasa ini cukup lama, aku gak berani untuk mencurahkan isi hati ku. Intan… aku cinta sama kamu, mau kah kamu menjadi pacar ku ?”

Intan terkaget mendengar ucapan-ucapan angga, dia hanya terdiam, hingga akhirnya Devi pun datang untuk membantu angga.” Iya tan, angga tuh sebenarnya udah lama suka sama kamu, dia dari dulu udah bilang ama aku,Cuma ama dia disuruh rahasian dulu, intan, udah kamu terima aja ?” penjelasan Devi. Intan pun angkat bicara. “ iya, sebenarnya aku juga udah tau dari dulu, aku mendengar semuanya tanpa disengaja, Cuma aku pura-pura gak tau. Aku juga sayang sama kamu angga. Aku mau jadi pacar kamu !”
Itulah jawaban yang sangat diinginkan Angga, hingga akhirnya jawaban itulah yang keluar dari mulut yang sekarang sudah menjadi pacarnya itu.

Mereka bertiga lulus dengan nilai yang sangat baik, pesta pun diadakan disekolah mereka semua party untuk yang terakhir kalinya, dan tema yang diangkat dari party ini romeo and Juliet, dan akan diadakan lomba dalam party itu, siapa yang biasa dansa bersama pasangannya secara romantic dan banyak disukai dengan kawannya, maka itulah pemenanangnya

Angga dan Intan pun menerima ajakan Deva mantan musuhnya, mereka pun berdansa bersama. Lomba pun selesai dan pemenangnya adalah Angga dan Intan, mereka dinobatkan sebagai romeo and Juliet sampai tahun depan.

Sepulangnya dari party, Angga mengajak Intan kembali kerumah, dengan rasa yang sangat bahagia mereka selalu tertawa bersama, mereka berdua pulang dengan berjalan kaki, di jalan mereka bercanda dan tertawa dengan sangat lepas, namun ditengah candaan dan tawaan yang mereka lakukan, ternyata ada perasaan yang sangat mengganjilkan hati angga, namun entah apa yang angga rasakan, angga pun langsung memeluk Intan dari belakang. “ sayang, kamu tau ga kalau sekarang aku bahagia banget, aku harap hingga anak cucu kita tau kalau kita saling mencintai satu sama lain dan saling setia satu sama lain, kita harus menceritakan sedetail-detailnya kepada mereka kelak yah ?”. intan pun meng-iya-kan semua perkataan kekasihnya itu. “ sayang kamu kok nangis ?” ucap intan bertanya kepada angga. “ aku gak nangis kok sayang ! ini memang air mata, tapi air mata yang keluar dari mata itu bukan berarti air mata kesedihankan ?. ini air mata kebahagiaan, aku sayang banget sama kamu, kamu jangan pergi yah ?”.
Belum sempat intan menjawab pertanyaan angga, entah mobil apa yang berjalan seperti orang yang sedang mabuk mendekat kearah mereka berdua, duuuuar…. Suara tabrakan yang sangat keras pun terjadi.

Mereka pun terpental kedalam jurang, tidak ada yang tau kecelakaan ini, karna mobil yang menabrak mereka berdua kabur meninggalkannya, pagi pun tiba, pagi yang cerah dan sejuk ini adalah kesukaan intan, intan sangat suka dengan udara pagi, namun berbeda dengan pagi ini. Angga tersadar dari pingsannya, masih dalam keadaan yang cukup parah angga tidak memperdulikannya, angga langsung mencari keberadaan kekasihnya itu, mereka tidak begitu jauh terpisah. Angga pun bangkit dan dia pun langsung membangunkan kekasihnyanya. Angga mengecek denyut nadinya. Sudah tidak ada bunyi. “ tidak… intan sayang bangun, kamu udah janji sama aku kalau kamu gak akan ninggalin aku. Sayang bangun ?” tidak ada jawab dari intan. Ternyata intan memang sudah tiada. Angga pun mengangkat jenazah kekasihnya itu. dengan penuh nangisan.
 
Singkat cerita
Kini Angga sudah bukan menjadi angga yang dulu, yang selalu ceria atau pun bercanda, angga kini menjadi sangat pendiam, bahkan dia pergi villa kenangan itu, tidak ada yang tau keberadaannya, namun Devi sudah mengira/ sudah tau dimana dia berada. Seminggu kemudian Devi dan Sandra ( pacar Devi) pergi bersama ke villa itu untuk melihat keadaannya Angga.
Mereka berdua pun terkejut melihat keadaan didalam kamar Angga, karna
Angga mati bunuh diri, dia pun memberikan sepucuk surat untuk orang yang ditinggalkannya, dengan penuh tangisan yang sangat teramat Devi membacakan surat itu, Angga mati karna dia sangat merasa bersalah dengan apa yang terjadi dikehidupan ini, dia tidak terima kalau Intan hanya mati seorang diri, maka dari itu angga ingin menemani intan dikesendiriannya. Cinta mereka pun abadi.

Karya : shovi syarbini
[Continue reading...]
 
Copyright © . Cerpenazza - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger