Tampilkan postingan dengan label cerpen story. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cerpen story. Tampilkan semua postingan

Selasa, 07 Januari 2014

Segenggam cinta suci meilan

CINTA FATHAN UNTUKKU.

Satu minggu sudah aku dipindahkan keruang rawat biasa. Ayah, Ibu, Kak Adrian menjagaku secara bergantian. Hari-hariku kian berhias bersama mereka. Keceriaan telah tercipta disetiap detikku. Keluargaku telah kembali, mereka rukun setelah komaku. Kami saling bercanda, tertawa saat mendengar ucapan Adinda dengan segala keluguannya. Begitu ia serius bila bercerita tentang sekolahnya. Apa lagi saat bicara tentang ibu gurunya yang sedikit cerewat pada anak-anak muridnya. Sungguh, ia sangat lucu menirukan gaya gurunya itu bila sedang marah-marah, mulutnya menyat-menyot, tangan bertelak pinggang dengan jari telunjuk menunjuk-nunjuk, benar-benar detail ia menirukannya. Aku sangat senang, suasana yang amat kurindukan sejak dulu.
Bukan hanya keluargaku datang merawat, Yuna, Anita dan Fathan pun mengunjungiku, menggantikan keluargaku kala mereka beristirahat. Kadang Yuna datang sendiri, kadang ia datang berdua dengan Anita, kadang bertiga bersama Fathan. Fathan pun seperti itu. Akan tetapi, kini Fathan sering datang sendiri. Ya, semakin lama aku semakin dekat dengan Fathan, memang kedekatan kami sudah terjalin selama aku sebelum dikurung dan akhirnya koma seperti seminggu yang lalu. Namun, kedekatan kami dulu hanya sebatas teman, teman curhat, teman bertukar pikiran tentang Islam selain dengan Yuna dan Anita. Tapi kini, kami kian dekat setelah kejadian aku terlepas dari ragaku. Bahkan kerap kali Yuna dan Anita meledek ku dengan Fathan, Fathan semakin menarik hatiku dengan sedikit kata gombalan-gombalan kaku ala anak-anak rohis.
Aku, Yuna dan Anita sering tertawa bila Fathan menggombal karena paksaan Yuna dan Anita. Bagaimana tidak, ia yang tidak biasa menggombal cewek. Jangankan menggombal, dekat dengan salah satu cewek dikampusku saja aku dan kedua temanku belum pernah melihatnya. Dia selalu menjaga jarak bila ada cewek mendekatinya. Bukan karena dia tidak suka cewek, tapi dia punya prinsip yang selalu ia serukan bila ada yang mendekatinya.
" Bunga mawar merah indah warnanya, tapi sayang ia penuh duri yang membuatku kadang tertusuk, tertusuk seperti saat aku menatap dirimu.. "
seperti itulah ucap Fathan kala ia dipaksa untuk menyatakan cinta secara langsung buatku. Gayanya yang kaku dan kikuk membuat aku tak bisa menahan tawa melihatnya. Fathan, Walau pun ia sangat populer dan sangat dikagumi cewek-cewek kampus ia tak berani bertindak gegabah dengan menyukai cewek sembarangan yang orang tua kriteriakan untuknya. Tiada hari tanpa tertawa. Silih berganti guyonan diantara keluargaku dan Anita juga Yuna, membuatku semakin merasakan kedekatan pada mereka.

****     ****     ****     ****

Hari ini, Kak Adrian dan keluarganya pulang balik ke Jawa saat Keadaanku kian membaik, tubuhku semakin sehat dan berat badanku sudah bertambah stabil. Kembali seperti semula. Setiap hari Dokter pun memeriksakan kesehatanku. Satu obat habis, Dokter memberikan resep obat baru untukku. Namun, selang infus masih menggelayut. Walau beberapa hari lagi aku sudah diperbolehkan pulang. Aaah, rasanya aku sudah bosan dan sudah kian tak sabar menunggu hari-hari kebebasanku dari makanan ala rumah sakit yang tak berasa bumbu.
Sore ini, Fathan datang berkunjung sendirian. Ia ingin mengajak aku jalan-jalan keluar rumah sakit sebentar. Biar aku tak bosan katanya. Aku hanya mengangguk, mengiyakan ajakannya. Ibu pun setuju usul Fathan saat ini. Setelah meminta ijin keluar pada dokter, aku pun dibawa Fathan entah kemana. Ia menutup mataku dengan kain hitam. Tak ingin aku tahu, kejutan ucapnya. Kejutan yang ingin ia berikan padaku. Hadiah untukku setelah kesadaranku dari koma.
Cara Fathan membuat keingin tahuanku tak sabar untuk menanti. Duduk diam dikursi roda, melaju sedang entah kemana ia akan membawaku. Aku cemas, penasaran dan berbagai rasa telah memenuhiku.
Entah sudah berapa lama ia membawaku pergi, entah sudah berapa lama aku duduk dikursi roda dengan mata tertutup, dan entah sudah berapa jauh jarak roda ini menempuh. Jalanan rusak terasa, jalanan mulus juga sudah dilalui. Aaah, aku pun juga tidak tahu kemana arah tujuan Fathan mengajakku pergi.
" Sudah sampai. " ucap Fathan ketika roda tak lagi berputar. Ketika ia tak lagi mendorong kursi rodanya, ia membukakan ikatan kain hitam dari mataku.
Lamat-lamat ku buka mataku. Kutatap hamparan air biru berpasir putih di sepanjang tepian. Deburan ombak berbunyi saling bersahutan. Awan putih saling arak berarak satu sama lain. Burung camar berkicau bagai satu melodi tentang cinta. Angin bertiup lembut menyentuh kulit wajahku.
Fathan memberikan kejutan pantai berpasir putih indah sekali. Air laut yang jernih, tampak beberapa ekor ikan saling berkejaran ditengah semak belukar tanaman laut. Sangat indah, keindahannya tampak serasi oleh tumbuhan bakau yang sengaja ditanami penduduk untuk menghadang ombak laut.Biota-biota laut nan asing tumbuh berkembang disekitar areal tanaman bakau yang tumbuh seperti semak belukar.
" Bagus sekali, Than? Jadi ini kejutannya? " tanyaku kagum akan keindahan lautnya. Fathan mengangguk dengan 1000 volt senyuman terindahnya buatku.
Mendadak saja aku begitu kaget, Fathan menyelimuti diriku dengan sweeter miliknya. Lalu ia memelukku dari belakang dengan erat. Seolah ia tak ingin melepaskan pelukan itu dariku. Aku diam, tak bisa bergerak. Tangan Fathan begitu kekar untuk ku lepaskan. Tak biasanya ia melakukan ini, seperti ada sesuatu yang ia ingin katakan padaku. Entahlah, aku juga tidak terlalu mengerti tentang sikap Fathan saat ini.
" Entah kenapa, aku sayang sama kamu! Sejak kita selalu berdua, aku merasa ada sesuatu diantara hatiku, berdebar, takut kehilangan bahkan bayangan dirimu selalu datang disetiap detikku. " serunya bercerita tentang perasaannya. Kali pertamanya ia serius berucap seperti ini secara langsung. Suara dengus nafasnya terdengar tak beraturan, degup jantungnya berasa sangat kencang dibalik pelukannya.
" Dua minggu aku menghilang, berusaha untuk melupakan, berusaha juga merenungi apa maksud hatiku yang selalu berdebar. Ternyata jawaban itu ada pada dirimu dan diriku. " ucapnya lagi, semakin ia mendekatkan wajahnya disamping telinga kiriku. Semakin dengus nafasnya terdengar menjalar keseluruh saraf daun telingaku, hembusannya sangat terasa kala nafasnya dihempaskan keseluruh permukaan kulitku.

Fathan memang sudah mengucapkan itu, tapi entah kenapa aku sangat merasa gugup dan berdebar seperti ini. Ternyata, ia benar mencintaiku. Suka padaku. Aku tak tahu, apa perasaanku sama sepertinya? Perasaan yang sama saat dekat dengannya, perasaan yang sama saat ia menyentuh kulitku. Jantungku berdegup kencang tanpa mampu ku kontrol saat ia tersenyum padaku.
" Mei..aku mohon, jangan kau melakukan itu lagi. Jangan kamu meninggalkan aku lagi seperti dua minggu yang lalu. Sungguh, aku tak bisa lepas dari bayang-bayang dirimu saat ku tahu kamu sedang sekarat. Aku mohon, aku mohon padamu. "
aku semakin tak bergerak, tubuhku seolah kaku dan tersihir oleh ucapannya. Ucapan Fathan mampu membuat hatiku merasa nyaman didekatnya. Aah, entah kenapa aku begitu terpesona semua yang ada pada dirinya. Tanganku tergugah, menggugah diriku untuk bergerak. Ku sentuh tangan itu kemudian. Kurekatkan mendekap lebih mendalam lagi. Getaran itu semakin hebat, darahku semakin mengalir deras keseluruh pembuluh darahku.
" Aku takkan meninggalkanmu, aku janji tak akan pernah mengulanginya lagi. " ucapku keluar begitu saja dari bibirku.
Angin terus berhembus, membawa deburan ombak kedaratan. Desir-desir indah saling beriringan membawa melodi dari kicauan burung yang berterbangan. Hari kian menjingga kala sang raja mentari turun dari singasananya. Menyaksikan matahari terbenam, berdua dengannya saling berpelukan dihamparan pasir putih.
Fathan melepaskan pelukannya padaku demikian. Ia berlulut dihadapanku. Merogoh saku celananya sebentar, lalu.. Aah, lagi-lagi ia memberikan sebuah kejutan yang tak pernah kuduga sebelumnya. Sebuah cincin bermatakan berlian mungil ia tunjukan padaku.
" Maukah kamu menjadi pendamping hidupku? Pendamping yang selalu setia menemaniku kala aku susah maupun senang? " tanya Fathan padaku.
Subhanallah. Sudah tiga kali ia memberikan aku kejutan tak terduga. Dan kali ini, kejutan yang luar biasa untukku. Ia melamarku, ia ingin menjadikan aku seorang istri untuknya. Untuk anak-anaknya kelak.
Ya Tuhan. Apa yang harus ku katakan? Entahlah? Haruskah aku gembira atau apa? Yang pasti aku inginkan hal itu. Namun, aku belum siap menjadi seorang istri. Mungkin waktunya saja belum tepat ia menyatakan ini untukku. Aku masih butuh waktu untuk menjawabnya. Tapi..aaah.., " Ya.. Aku mau menjadi istri kamu, Than!?! " jawabku tanpa berpikir panjang. Aku luluh oleh senyumanya, aku luluh oleh ucapannya.
Fathan melongo, seakan ia tak percaya apa yang barusan aku katakan jawaban untuknya.
" Benarkah itu, Mei? "
aku mengangguk. Fathan berjingkrak kegirangan. Lalu..,
" Ya Allaaaah, terima kasih atas semua ini. " teriak ia sekeras mungkin kearah lautan.
Kemudian, ia memasangkan cincin itu dijari tengah kiriku. Dia tersenyum padaku, dan aku membalas senyuman itu.
Ia menatapku sejenak. Dan..
" Terimakasih ya, Mei. Terimakasih kamu mau menerima lamaranku ini. " ujarnya sembari memelukku.
Aku melepaskan pelukannya.
" Iya.. Sekarang tinggal kamu harus bilang dan datang bersama keluargamu untuk melamarku secara langsung pada kedua orangtuaku. "
Fathan mengangguk mantap. Tiba-tiba..
" Fathan.., "
" Apa? " sahutnya.
Tanganku bergerak kearah wajahnya. Bergetar, seperti orang yang tak percaya apa yang sedang ku lihat diantara celah hidungnya. Kulihat lekat-lekat darah yang menempel dijari tanganku. Benar dugaanku, ini darah yang barusan menetes dari salah satu lubang hidung Fathan.
" Kamu..mi..misan? "
" A..apa? Mimi..san? " katanya mengulang ucapanku. Ia menyentuh lubang hidungnya, lalu melihat dengan seksama darah itu.
" Kamu..nggak apa-apa kan, Than? "
" Aaah.. Nggak apa-apa, kok! Mungkin ini karena aku dekat dengan kamu kali ya, jadi mimisan kayak gini. Bodoh ya aku? Masa dekat dengan cewek secantik kamu aku mimisan kayak gini.. " ujarnya mengalihkan kekuatiranku. Tersenyum terpaksa, menyembunyikan sesuatu dariku.
" Than?! "
" Ya, Mei? "
" Apa kamu sedang menyembunyikan sesuatu padaku? " selidikku penasaran.
" A..apa? A..aku, aku menyembunyikan sesuatu? Nggak lah, Mei! Masa sih aku menyembunyikan sesuatu dari kamu. " sergahnya gelagapan, sambil mengelap darah yang masih saja menetes dari celah hidungnya.
Mata itu tak bisa membohongiku. Bahasa tubuhnya begitu terlihat kalau dia sedang berbohong padaku. Ia tidak bisa berbohong dihadapanku. Terlihat jelas kalau dia sedang menyembunyikan sesuatu dariku. Gugup dan ketakutan atas rahasia yang sedang sembunyikan dariku akan ketahuan.
" Kamu lagi nggak membohongiku kan, Than? " selidikku sekali lagi. Aku ingin tahu, harus tahu apa yang sedang ia sembunyikan dariku.  
" Aah, nggak lah, Mei! Masa sih aku membohongi calon istriku sendiri? Percaya deh, aku nggak apa-apa kok! Dan aku nggak berbohong atau menyembunyikan sesuatu dari kamu.., " sergahnya meyakinkanku. " Udah ah, yuuk, kita pulang! Udah sore. " serunya mengalihkan pembicaraan.
Sepanjang jalan, hatiku tak tenang. Aku bahagia memang, bahagia karena Fathan melamarku. Namun, aku tidak tenang karena ada sesuatu yang Fathan sembunyikan dariku. Darah keluar dari hidung tanpa henti, hal itulah yang membuatku takut kehilangan dirinya.

Dua hari sesudah Fathan melamarku ditepi pantai, dan dua hari sebelum aku pulang dari rumah sakit. Fathan berdiri melamun di depan jendela. Wajah kuatirnya sangat terlihat dibalik tatapan matanya begitu kosong kearah luar jendela. Sudah dua hari ini dia datang menjengukku dengan tampang seperti itu.
" Than, kok ngelamun sih? Ada apa? "
" Eeh, nggak apa-apa kok, Mei! Aku cuma kuatir kalau orang tua mu tidak setuju dengan lamaranku sama kamu! " serunya.
" Ooh, itu yang buat kamu melamun? "
Fathan mengangguk lemah.
" Sudah jangan dipikirin. Ibu dan Ayah pasti setuju kok dengan rencana kita ini! " seruku memberi semangat.
" Insya Allah Mei, ya sudah kamu istirahat dulu. Aku mau sholat dhuha dulu, biar tenang sedikit. "
" Oke. "
ku lihat dirinya berjalan dengan gontai, begitu berat langkahnya untuk keluar. Seakan ada beban berat yang sedang menggelayut dipundaknya. Beban apa yang sedang ia pikirkan saat ini, Aku pun tak mengerti. Tapi, Aku merasakan ada hal lain yang ia sembunyikan dariku.
Setelah Fathan keluar dengan segudang kebimbangan dan kekuatiran. Pikiranku mengingat akan darah yang menetes dari celah hidungnya. Tetesan darah yang sedikit membuatku kuatir akan kesehatannya. Mungkin itu yang dipikirkan Fathan saat ini. Pikirannya bukan pada masalah kekuatiran terhadap jawaban orang tuaku nanti akan lamarannya padaku.
" Aah, nggak mungkin? Mungkin saja benar, Fathan sedang kuatir dengan jawaban ibu dan ayah nanti tentang lamaran itu! " ujarku dihati.
Aku berusaha membuang segala pikiran burukku terhadapnya. Lalu, aku berbaring kembali diranjang. Berusaha tidur dan melupakan tentang darah yang menetes dari celah hidung Fathan. Tak berapa lama.. Pintu kamarku terbuka kembali oleh seseorang diluar sana. Ku lihat Ibu dan Ayahku berjalan beriringan memasuki ruang rawatku.
" Mei, Fathan mana? Katanya ada yang mau dibicarakan sama ibu dan ayah? " tanya ibu.
" Iya nih, Mei! Ayah jadi nggak sabar seperti yang kamu bilang ditelepon tadi?!? " timpal ayahku mengeluarkan beberapa macam buah-buahan dari dalam kantong plastik.
" Sabar dong Yah, Bu! Fathannya lagi sholat dhuha dulu. "
" Ooh gitu.. Ya deh, kami tungguin Fathan. " sahut ibuku sembari melirik dengan sedikit senyuman kearah ayahku.
Ku lirik jarum jam dipergelangan tangan Ayahku. Sudah jam 11, hampir 3 jam Fathan sholat dhuha. Ia juga belum selesai dan kembali ke kamar rawatku. Tak seperti biasanya ia berlama-lama dalam sholat dhuhanya. Ada sesuatu yang terjadikah? Aah, walaupun ada sesuatu hal Fathan akan selalu menghubungiku. Dan aku pun tahu, dia bukan orang yang suka mengingkari janji.
" Kok, lama ya, Mei? Ibu jadi nggak sabar nih, nungguinnya! " seru ibu.
" Nggak tahu, Bu! Mungkin dia sedang mengaji. " sahutku.
" Sabar dong, Bu! Mungkin Fathan gugup atau grogi barangkali. " Timpal ayahku.
" kreeek " Pintu kamarku terbuka dari luar. Ku lihat Fathan tampak tak semangat hari ini. Ia terlihat lesu setelah dari sholat dhuha.
" Fathan, dia kenapa ya? Lesu banget kayaknya? " tanya batinku.
" Om, Tante! " sapa Fathan langsung menyambar tangan kedua orangtua ku dan mencium tangan mereka.
" Hei, Than! Apa kabar? " tanya ibuku berbasa-basi.
" Baik tante, tante sendiri bagaimana kabarnya? "
" Baik juga! "
" Oiya Than, katanya ada yang mau kamu sampaikan pada kami? Apa? " sambar ayahku tak sabar.
" Iya Om, begini.., " katanya berjalan menuju kursi dan mengajak orang tuaku duduk. " Insya Allah kalau tidak ada halangan.., mmmh.. Minggu depan saya dan orangtua akan bertandang ke rumah Om dan tante untuk melamar Mei. " lanjut Fathan menjelaskan.
" Apa? Yang benar kamu, Than? " ucap Ibu setengah terkejut mendengar pernyataan Fathan.
Fathan mengangguk mantap.
" Kamu sudah yakin, Than, dengan semua keputusan kamu ini? Kamu tahu kan kalau kami ini non muslim? "
" Ya Om, aku tahu! Kalau Om dan Tante mengijinkan, aku ingin menjadikan Mei sebagai pendamping hidup saya. "
" Ya.., kalau kamu memang sudah yakin kami sih terserah Mei saja. Om dan Tante cuma bisa merestui hubungan kalian saja. " ujar ayahku sembari melihat ke arahku.
" Aku setuju kok, Yah! " seruku.
" Hmm, kalau ceweknya sudah setuju.. Jadi yah.., mau diapain lagi. " ucap ayahku pasrah. Senyum-senyum kearah Ibuku.
" Terimakasih Om, tante! " ujar Fathan sumringah. Tampak ia bahagia dengan segala ucapan kedua orangtua ku. Ia lalu melirikku dengan sejuta senyum kebahagian. Ku balas senyuman itu.

Karya : kamalsyah indra

[Continue reading...]

Selasa, 31 Desember 2013

Blogcerpen - batal jadi cinta pertamaku

Namaku sabrina umurku baru 15 tahun, kami tinggal dengan keluargaku di gang cendana bersama ibu dan bapa. Kami baru saja pindahan sekitar 1 bulan yang lalu ketempat ter sebut. Aku mempunyai 2 kaka laki-laki yang sudah menikah, jadi hanya aku yang masih tinggal bersama ibu dan bapakku, aku sangat manja terutama dengan ibuku Jika ada masalah apapun itu aku selalu berbagi cerita dengannya. Pekerjaan ayahku pedagang kaki lima jual nasi goreng setiap malam aku selalu bantu beliau. Hingga pada suatu hari aku mengagumi seorang cowo penjual kue di seberang tokoku, awalnya aku hanya mengaguminya dia sangat ramah dan tampan Lama kelamaan rasa kagum itu jadi rasa cinta. Hingga aku memberanikan diriku untuk mendekatinya. Hari pertama : aku mencoba membeli kue ke tokonya, sesampai toko aku gugup rasanya ingin kembali dan ga jadi beli, pas waktu itu bertemu dengan tanteku, dia menanyakan padaku " mau kemana kamu rina " aku jawab " itu te mau beli kue tapi takut sendirian" "kenapa harus takut emang di dalam situ ada apaan rin " " ngga ada apa-apa, bisa temenin aku ngga te ke toko situ aku mau beli kue" " owh iya dengan senang hati tante membantu" ucap tanteku lalu kami masuk ketoko tersebut aku terus bersembunyi di belakang tanteku karena merasa gugup dan malu. " kenapa sih kamu rin " tanya tanteku sesekali "ngga ada apa-apa aku bilang" karna tingkah ku tadi cowo itu memandangku.. Aku malah tambah jadi gugup sampai salah tingkah "cepat kamu mau beli apa " tegur tanteku. Ya aku ambil sembarang aja kuenya kan tujuan aku kesitu bukan beli kue tapi ketemu dia. Pas kasih uangnya tante suruh aku yang kasih tapi aku malu malah jadi dorong-dorongan...rasanya sangat memalukan. cowo itu hanya tersenyum melihat tingkahku. Terus malamnya jadi ngga bisa tidur sesekali merasa malu karna kejadian tadi, sesekali aku berhayal memilikinya Hari kedua : Siang itu cuaca panas aku sempatkan melihat dia waktu beli es serut, ampun perasaan ini makin parah aku malah ingin bertemu dengannya terus menerus saja, aku ingin kenalan tapi kalau langsung sapa dia rasanya aneh dan itu pasti jadi tambah memalukan, aku berpikir bagaimana kalau aku cari fbnya. ? Aku berusaha mencarinya kebetulan aku berteman dengan adik sepupunya jadi aku bisa bertanya. Nama adik sepupunya adalah manda. "manda itu yang jual kue itu kaka mu ya" aku bertanya pada manda seolah-olah cuman basa basi, lalu manda jawab "iya dia kaka aku tapi kaka sepupu, ada apa rin" tanya baliknya "ngga ada apa-apa , owh ya dia itu punya fb atau twiterr kya kita ngga " ucapku dengan rasa ingin tau Manda langsung tersenyum kepadaku "ada apa ya, jangan-jangan kamu suka dengan kaka sepupuku ya" ejek manda, ya aku merasa malu tapi gmana lagi yang dikatakan manda itu benar. "tenang aku dukung kamu ko rin " ucap manda aku tersenyum dan merasa lega karna ada org terdekatnya yang akan membantuku, Lalu manda memberi tahukan nama dan fb cowo tersebut namanya adalah johan , malam harinya aku coba invite fb cowo tersebut dan mencoba kirim pesan pertama ku, Yang isinya " hay salam kenal maaf kalau ganggu aku sabrina aku cew yang kmaren bersama tante aku " trus aku send. Setelah itu aku menunggu sampai keesokannya juga tidak ada balasannya. Aku sempat berpikir munkin aku bukan tipenya, aku berbicara dalam hati Rasanya memalukan saja aku naksir dengannya secara dia cowo tampan bagiku, mana munkin dia suka dengan gadis jelek sepertiku, Aku terlihat murung pada waktu itu, sampai ibuku bertanya "ada apa rin " ya aku diam aku masih belum siap ceritakan kepada ibuku. Hingga waktu malam selesai sholat magrib aku cek fb aku, dan ternyata ada balasan dari sidia, aku senang dan langsung cek pesannya, Isipesan : " hi juga sabrina, siapa ya maaf aku lupa " ternyata dia lupa dengan kejadian yang cukup memalukan bagiku lalu aku balas pesannya Dengan : "aku cewe yang bantu bapak aku jualan nasi goreng di depan toko mu" ku balas sepontan seperti itu, Ternyata setelah itu dia cukup lama membalasnya. Lalu ku putuskan untuk bertanya pada manda untuk meminta no telponnya..dan ternyata manda langsung kasih nonya johan, Hmm sepertinya manda kasih no nya tanpa komfrimasi kaka sepupunya , setelah itu aku langsung coba sms lagi Isi smsnya Aku : " hy johan ini aku sabrina yang di fb kemaren, maaf aku minta no kamu tanpa izin" Johan : " owh iya ngga apa-apa ada apa ya " Aku jadi bingung mau balas apa ya.....masa langsung so perhatian gitu sama dia lalu aku balas Aku : "ngga ada apa-apa maaf kalau aku ganggu " Johan : " iya ngga apa-apa, owh ya aku tau nama kamu sabrina kan biasa di panggil rin, tadi manda yang cerita" Baca sms itu aku terkejut, apa manda ceritakan semunya aku tanyakan lagi pada johan Aku :" manda cerita apa ya " Johan : " ya dia bilang kamu pengenkenalan gitu, benar ya " Serontak aku teriak dikamarku " aaaaahhh, , " rasanya malu banget, jadi gelisah mau balas apa jadinya. "Apa aku jujur aja ya..." gumamku dalam hati Aku : " iya kalau boleh " Johan : " iya kita boleh aja ko temenan" Ya sih wajar aja dia sms kaya gitu, tapi masa cuman temenan tapi aku ingin lebih dari sekedar teman, sabar rin isarat hatiku. Besoknya aku berencana ingin beli kue lagi, aku meminta uang jajan pada ibuku untuk membeli kue itu dan langsung berangkat ketoko tersebut. Pas sesampainya di toko Ternyata ada seorang cewe yang menjaga toko tersebut, siapa ya ku tanya dalam hati lalu aku mendekat ternyata cewe itu sedang hamil sekitar 5 bln lebih karna perutnya sudah sangat besar , lalu aku bertanya pada cewe itu "maaf anda yang jaga toko ini ya " lalu dia berpaling dan tersenyum "iya kebetulan suami aku lagi pergi sebentar, munkin ada yang bisa aku bantu " aku dengar itu ya kecewa terkaget-kagetnya. Aku pikir dia masih single atau paling engga dia udah punya pacar, ini udah punya istri. lalu aku jawab pertanyan cewe itu seperti orang plinplan

" iya aduh.. aku lupa mau beli apa tadi. , bentar aku pulang dulu ya " alasan singkatku, lalu akuergi tinggalkan toko itu Setahu aku johan ngga perna dengar akan menikah atau apa. "Aku harus tanya manda " Sesampai dirumah aku telpon manda. ? Pas diangkat aku langsung to do point aja nanya nya, munkin karna rasa kecewa tadi, Aku : "manda apa benar johan udah punya istri.. ? ko kamu ngga kasih tau sih " Manda : " iya rin, nanti aku jelaskan, sekarang ngga bisa lagi banyak orang" Aku : " terus kapan kamu kerumah ku " Manda : " sore ini aku kerumah mu munkin jam15:30" Aku : "aku tunggu ya " Manda : " iya" kami mengakhiri percakapan kami cukup singkat, Aku sangat penasaran hal apa yang akan manda sampaikan. Sesambil aku merasa kecewa, cowo yang ku taksir ternyata mendadak udah punya istri Sekitar jam 15:00 lewat manda datang, ibuku berteriak memanggilku, "rin, ini temanmu datang" Aku kelur dan benar itu manda, manda menceritakan tentang apa yang tejadi dengan johan, ternyata itu bekas mantan kekasih jarak jauhnya , pas hamil cewe itu minta pertanggung jawaban johan tapi johan tinggalkan pergi katanya akan beritahukan pada ibunya ternyata tidak, johan malah tak menemui gadis itu lagi, sekarang johan sudah ngga bisa mngelak lagi dia terpaksa harus kawin dengan cewe itu kmaren malam, " maaf rin aku ngga sempat kasih tau. Aku pun sama terkejutnya denganmu." ucap manda

" iya ngga papa ko," ucapku sambil tersenyum sebenarnya sih kecewa tapi mau gimana lagi. Sisi positifnya aku bersukur cinta pertamaku bukan cowo seperti itu.. Yang tak bertanggung jawab Munkin jika aku berpacaran dengannya nasibku bisa seperti cewe itu. Munkin lebih parah. Hayal ku dalam hati.:-)

Selesai Trimakasih bagi yang telah mau mebacanya......

Karya : guzty zeromaki

[Continue reading...]

blogcerpen - MY FLOWER

Awal yang melukiskan kegembiraan dan keceriaan dalam raut wajah mahasiswa dan mahasiswi fakultas kedokteran yang tengah bersantai dan bersendau gurau di koridor rumah sakit. Keceriaa mereka mengubah rasa ketegangan selama mereka menjalani praktek di rumah sakit. Mereka tengah bersantai ria di jam istirahat ini. Selain itu, ada salah satu mahasiswi yang masih menjalani tugasnya di jam istirahat, dia adalah Diangga. 
Dia tengah membantu dokter menangani seorang pasien yang amat sangat sulit untuk diajak kompromi, nama pasien itu Rehan. “ ayolah Rehan, ini kemotrapi terakhir kamu, jadi tolonglah patuhlah untuk kali ini.” Bujuk dokter. “ aku bilang aku tidak mau, kalian selalu memaksaku, kalian selalu bilang ini kemotrapi terakhirku, tapi nyatanya apa? Aku sehat aku tidak perlu kemo lagi.” Ujar Rehan dengan emosinya yang meninggi. Diangga yang berdiri dekat pintu ruangan mendekati diri Rehan yang duduk diranjangnya, Diangga memukul kepala Rehan dengan tiba-tiba,” emank lho superman, atau punya 9 nyawa sekaligus, lho selalu menyepelekan sebuah nyawa!” ujar kesal Diangga
“ emank lho siapa berani berkata seperti itu, lho masih mahasiswa disini jangan sok jadi dokter.” Ujar ketus Rehan. Mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Rehan semakin membuat kesal dan emosi perasaan Diangga. “ ok, kalau begitu, terserah apa maumu. Dokter , kamu tangani sendiri pasien satu ini.” Ujar Diangga membalas ucapan ketus Rehan. Diangga pun saat itu melangkah keluar dari ruangan tersebut dengan perasaan kesal dan sebal.
“ dasar emanknya dia siapa , beraninya ngomong kayak gitu ke gue, sorry ya gue udah gak mau lagi ngurusin lho, emank gue babu lo apa.” Gumam diri Diangga.
Tanpa memperhatikan jalan, Diangga tak sengaja menabrak seorang cowok muda berpakaian sama seperti Diangga. “ maaf ya…, aku nggak liat jalan.” Ujar Diangga meminta maaf. “ lain kali lihat jalan ya, jangan ngelamun aja!” ujar cowok muda itu dengan lembut dan halus. “ sekali lagi maafkan aku,maaf banget!”
Dengan senyuman manis yang keluar dari raut wajah cowok itu dan sambil mengusik rambut Diangga membuat Diangga salah tingkah saat itu, “ kamu ini lucu sekali sih…, duluan ya.” Ujar perpisahan dari cowok tampan itu. Wajah yang awalnya terlihat kesal , kini berubah menjadi wajah yang senang dan bahagia, dalam diri Diangga bertanya-tanya siapa cowok tampan tadi. Dipikiran Diangga muncul perasaan bahwa cowok itu adalah pandangan pertama yang sekilas terjatuh dalam hatinya. Senyum dan kata-kata lembutnya membuat perasaan Diangga sangat ingin tahu siapa cowok tampan itu.” Hey Diangga, ngelamun aja….” Suara seorang wanita seusia Diangga yaitu Safa menggugah lamunannya. Diangga merasa terkejut dengan suara Safa , “lho, ngagetin saja, untung gue gak jantungan, kalo iya bisa mati tau….” Ujar Diangga. Safa hanya bisa tersenyum dengan sahut dari Diangga, “ emanknya lagi nglamunin apa sih? Kok serius banget..” Tanya safa. “ lho tau gak, siapa pemuda itu?” Tanya Diangga sambil menunjuk kearah cowok tersebut. “ yang mana?” sahut Safa sambil mencari arah telunjuk Diangga mengarah. “ itu…, yang lagi jalan dengan seragam sama dengan kita.” Jelas singkat Diangga. “ oh dia, namanya Sammy. Dia juga dari fakultas kedokteran.” Jelas Safa . “ fakultas kedokteran ? tapi aku jarang lihat dia.” Gumam hati Diangga.
Safa mengajak Diangga yang waktu itu jam praktek mereka telah usai untuk beristirahat di kantin rumah sakit. Seua teman-teman juga sudah berkumpul bersama untuk bersantai dan mengobrol.

Beberapa hari ini Diangga selalu menghabiskan waktunya untuk menangani soal Rehan. Dari pagi sampai malam Diangga berada di rumah sakit untuk menghadapi keras kepala Rehan yang tetap tidak mau menjalani kemoterapinya. Rehan adalah salah satu pasien yang sedang menjalani pengobatan karena penyakit tumor otak stadium 1.
“ gue bilang gak mau ya gak mau, lo ngapain maksa2 gue.”keras kepala Rehan yang tetap tidak mau kemoterapi
“ ayolah Rehan, ini sudah 2 minggu kamu seperti ini, apa kamu tidak ingin sembuh?” bujuk perawat yang juga ikut membujuk Rehan.
“ biarin, akku mati juga gak papa, itu malah memperingan pekerjaan kalian.” Sahut Rehan dengan rasa keras kepalanya.

Dengan rasa jengkel dan emosi yang mulai memuncak, Diangga mendekati diri Rehan , “lo bener- bener ya, lo emank gak bisa di sabarin, emank lo piker dokter itu seorang pembunuh biarin lo mati tanpa pengobatan. Mereka itu sudah baik hati memberi penngobatan agar lho sembuh, emank lo gak pingin sembuh apa, lo gak pingin berkumpul lagi dengan keluarga lo?”
“lo tau apa tentang keluarga gue, kalau bicara dijaga jangan asal jeplak.” Sulu emosi Rehan
“lo itu yang asal jeplak, lo tau betapa berharganya nyawa itu, kita hanya bisa hidup sekali, termasuk lo. Lo bukan dewa yang bisa hidup berabad-abad tahun.” Ujar emosi Diangga yang makin memuncak.
“ gue mau jadi dewa kek, gue mau jadi apa itu urusan gue, hidup-hidup gue, kenapa lo yang repot,urus aja urusan lo sendiri, jangan ngurusi urusan orang lain.” Sahut Rehan dengan santainya

Diangga yang tampak begitu geram dengan kata-kata yang keluar dari mulut Rehan, tiba-tiba tangan Diangga menggeram baju Rehan dengan puncak emosi diatas rata-rata,” denger y ague udah sabar nanganin lo, tapi lo gak tahu diri, lo bisa gak hargain orang ngomong? Bisa tidaaaaaakkkk!” bentak Diangga
“ Dianggaaa!lepaskan dia, aku bilang lepaskaaaannn!” teriak dokter yang tiba-tiba muncul. Diangga tetap bersih kukuh tak mau melepaskan dan menatap tajam mata Rehan ddengan penuh amarah. Dokter yang bernama dokter Miko segera melepaskan tangan Diangga dengan paksa. “ keluar kau sekarang!” ucap dokter Miko, aku bilang Keluarrrrrr!”
“ baiklah, aku akan keluar,aku tidak mau menangani dia lagi, tidak….” Ucap Diangga dengan mata berkaca-kaca.
Diangga pun pergi dari ruangan itu, disamping itu pemuda yang bernama Sammy sempat berdiri disamping ruangan menyaksikan kejadian tersebut.
Diangga berlari cukup cepat sampai dia berhenti di taman Rumah sakit. Disana ia duduk dan menangis sekencang mungkin berteriak untuk memuaskan amarahnya. Terlihat amarahnya dan emosinya tidak terkendali saat berada di ruangan yang menurutnya adalah neraka. “ percuma lo marah, toh itu akan membuatnya senang.” Suara yang tiba-tiba muncul, ternyata itu suara Sammy. Diangga sangat terkejut, ia segera menghapus air matanya, “ lo…?”

Sammy duduk di sebelah Diangga, “ kadang emosi akan membuat kita keehilangan kesadaran, tapi tergantung bagaimana kita mengendalikan emosi .”ujar Sammy.
“ gue akui itu salah, tapi semua itu ada alasannya.” Bela diri Diangga
“aku tahu alasanmu, mungkin lo kasihan terhadap dia, di usia yang masih muda dia sudah menyerah begitu saja. Kasian banget hidupnya. “ ucap Sammy sambil tersenyum.
“kasian..? gue gak kasian sama dia, gue hanya gak suka tingkahnya aja, blagu banget.” Sahut Diangga dengan gaya salting.
“ tapi lucu juga pertengkaran antara dokter dan pasiennya, bagaimana ya reaksinya kalau gue masukkan ke youtobe, seru tuh.” Ujar jail Sammy untuk mengalihkan suasana sambil tertawa terbahak-bahak.
“ he….lucu ya? Terus aja seperti itu!” sahut Diangga dengan ketus.
“ bdw, lo tunjukin aja apa yang lo bisa untuk nakhlukin dia.” Ucap Sammy yang sekejab berhenti tertawa.
“ maksud lo?” merasa bingung dengan ucapan Sammy
“ lo tau maksud gue…!” sahut Sammy sambil tersenyum manis.
Mereka berdua pun saling berbincang-bincang untuk tanda perkenalan dan bercanda ria, bersendau gurau bersama yang membuat diri Diangga tertawa terpingkal-pingkal. Saat itu emosi Diangga yang awalnya memuncak kini terobati dengan lelucon Sammy yang sangat menghiburnya.
……

Untuk kesekian kalinya, malam sebelum pulang Diangga datang ke ruangan Rehan. Malam itu ternyata Rehan belum tidur, ia malah sedang asyik menonton tv. Diangga dengan tingkah yang sopan meminta maaf untuk tindakannya yang keterlaluan kepada Rehan. Rehan tak menggubris Diangga, dia kelihatan sangat asyik dengan acara tv. Tanpa sepengetahuan Rehan tiba-tiba Diangga mengambil remote control dan segera mematikan tv.
“ hey, lo apa-apan sih….” Sahut Rehan
“ lo sih asyik banget leat tvnya.” Ujar Diangga dengan rasa sebalnya.
“ kembaliin gak remotenya...” ucap Rehan yang juga tampak kesal dengan kelakuan Diangga. Rehan bangkit dari tempatnya dan memaksa mengambil remote dari tangan Diangga, tapi Diangga tak mau melepaskannya, sampai akhirnya mereka berdua saling kejar-kejaran di ruangan itu.
“ apa sih mau lo? Kenapa lo selalu nggnggu hidup gue mulu.” Ujar Rehan yang sudah merasa sangat geram.
“ mau gue, lo dengerin dulu ucapan gue..” sahut Diangga
“emank apa yang ingin lo katakan?” Tanya Rehan dengan santainya sambil duduk kembali ke tempatnya semula.
“ gue kesini mau minta maaf sama lo soal yang tadi pagi.” Kata Diangga dengan penuh penyesalan.
“ akhirnya lo sadar juga, mana ada calon dokter yang bersikapa sangat arogan terhadap pasiennya.” Ujar Rehan sambil menyindir diri Diangga.
“ tenang….tenang…’’(ujar hati Diangga) “apalah kata lo gue gak peduli, yang penting gue udah minta maaf jadi gue gak punya salah sama lo.” Selesai berkata panjang Diangga berniat untuk segera pergi dari ruang itu, tapi muncul suara yang sangat mengagetkannya keluar dari mulut Rehan, “ gue juga minta maaf.” Diangga memandang serius raut wajah Rehan, ia sangat terkejut dengan ucapan itu.” Apa gue gak salah denger…. Lo bisa juga ngucapin kata maaf.” Ujar Diangga dengan rasa tak percaya.
“ heh, lo jangan bangga dulu kita itu sama-sama salah, jadi sepantasanya juga saling meminta maaf.” Sahut Rehan menjelaskan ucapannya.
“ hmmm….ya udahlah jadi kita impas.” Tanpa berpamitan dulu Diangga segera meninggalkan ruangan itu dengan perasaan lega.
….

Usai kejadian tersebut, berhari-hari Diangga lebih sangat hati-hati dalam berkata jika berada di ruangan Rehan apalagi sekarang bukan hanya Diangga yang menangani Rehan tapi Diangga ditemani Sammy pemuda pujaan hatinya. Yah, tapi berlega hatilah Diangga tidak lebih sering berada di rumah sakit, karena ia harus bolak-balik kampus dan rumah sakit untuk menyelesaikan sksnya sebagai mahasiswa kedokteran. Selain itu, Rehan yang kini merasa kesal dengan Diangga yang jarang berada di rumah sakit, ia merasa tidak ada yang mengajaknya bertengkar dan membuatnya terhibur selain Diangga. Baginya suasana tampak sangat tenang dan damai.
“ suster, dimana dokter gadungan itu, kayaknya jarang banget denger dia marah-marah?” Tanya Rehan untuk mengorek informasi.
“ dia itu masih mahasiswa, jadi gak selalu ada disini, mungkin kalau dia disini pasti dia ada tugas praktikum. Kenapa? kamu kangen dengannya?” sahut lembut sang perawat.
“ gaklah, siapa juga yang kangen dengannya, nanti kalau dia denger pasti gede kepala tuh.” Sahut Rehan yang segera membetulkan ucapannya.

Perawat itu hanya tersenyum melihat ekspresi Rehan yang tampak malu-malu untuk mengakui.” Nah selesai. “ ujar perawat yang selesai memberikan suntikan obat di dalam infuse Rehan.” Itu apa sus?”
“ itu untuk mengatasi jika pasien yang sulit untuk menjalani kemoterapi sepertimu.” Sahut Diangga yang tiba-tiba muncul.

Perawat dan Rehan pun terkejut dengan datangnya Diangga yang secara tiba-tiba. Usai tugasnya selesai perawat itu permisi keluar dan meninggalkan Diangga dan Rehan berdua.
“lo bisa nggak, datang salam dulu gak ada sopan santunnya banget.”
“ yah, kalo buat lo ngapain gue harus sopan sama lo, idih gak gue banget.” Ujar Diangga.
“ kemana aja lo jarang banget gue denger teriakan lo.” Ucap balas Rehan.
“ yah secara gue inikan super duper sibuk banget jadi corry ya untuk orang yang lagi galau atas gak adanya gue.”sindir Diangga dengan tawa kecilnya.
“ idih males banget siapa juga yang galau karena lo, corry ya lo bukan level gue.” Sahut Rehat yang kelihatan salting.
“ ups, siapa yang bilang kalo itu lo? GR banget.” Sahut Diangga membalas.

Waktu itu salah tingkah dan wajah memerah tampak dalam wajah dan tingkah Rehan terhadap ucapan Diangga. Rehan yang tidak mau Diangga melihat kondisinya, ia mengusir Diangga dengan paksa keluar dari ruangannya. Diangga tertawa terpingkal-pingkal dengan salah tingkah Rehan.
“ hei Rehan, kenapa lo? Gue pingin lihat wajah lo yang merah tuh.” Ucap Diangga sambil tak kuasa menahan tawannya.

Dilain sisi tampak Sammy sedang memperhatikan Diangga, ia mencoba mendekati Diangga, “ lo kanapa? Tertawa sendiri di ruangan orang.” Seru Sammy. “ lo pasti ketawa banget Sam, baru kali ini gue ngelihat wajah Rehan tampak merah, lucu banget.” Jelas Diangga yang masih belum bisa mengendalikan tawannya.
“ benarkah? Wah ceritanya nih kalian udah akur?” jail Sammy.
“ yah nggak tahulah…” sahut Diangga
“ lo mau pulang?” Tanya Sammy
“ ya kenapa ?”
“ gue anterin lo mau?”

Diangga terkejut dengan tawaran Sammy terhadapnya, tak pernah sekalipun cowok didunia ini yang mau mengantar Diangga pulang.
“ boleh,,,,” ucap Diangga dengan gagapnya
Tiba-tiba Sammy menggandeng tangan Diangga dan menariknya berjalan menuju tempat parkir.

Malam yang bertaburan bintang-bintang yang bersinar dan bulan yang tampak bulat berseri menambah suasana indah malam untuk Sammy dan Diangga. Dengan mengendarai motor , tampak Diangga dan Sammy seperti pasangan yang baru saja menjalin hubungan sepasang kekasih, sangat cocok. Jujur hal itulah yang selalu diinginkan Diangga didalam hatinya. Tak lama mereka sudah sampai didepan rumah Diangga.
“ thanks ya Sam” ujar Diangga sambil turun dari motor Sammy.
“ its ok, jadi ini rumah lo.bagus juga.”
“ bukan, ini rumah ortu gue, gue belum punya rumah.”
“ ahhh, ya llo bener.” Ujar Sammy dengan senyuman la khas nya.
Saat itu pertemuan yang singkat antar Sammy dan Diangga, Sammy berpamitan pulang dan Diangga segera masuk karena hari sudah mulai larut.
…..

Pagi yang sudah menjelang siang, Diangga memutuskan untuk mampir sebentar ke rumah sakit. Kali ini ia bukan untuk menemui Rehan, tapi terlihat ia masuk di suatu ruangan. Disana ada dokter yang tengah menunggunya, dokter itu adalah dokter Miko.
“ kamu sudah datang. Duduklah!”ujar sang Dokter
“ ada apa? Kenapa ayah ingin bertemu denganku disini?”Tanya Diangga.
“ ayah ingin melihat perkembangan keadaan putrikku.” Ucap dokter Miko.
“ aku baik-baik saja ayah, aku masih rutin minum obat dan jalani kemo sesuai jadwal.” Sahut Diangga.
“ ayah mohon, segeralah operasi! Ayah tidak tahu apa yang terjadi padamu nanti.”
“ tunggu aku lulus menjadi dokter baru aku mau.”
“ Diangga…..”
“ ayah, percaya padaku aku bisa bertahan. Aku pergi dulu.” Sahut Diangga dengan tenang.

Diangga pun keluar dari ruangan itu, tampak raut wajahnya menjadi murung dan tak berekspresif. Ia terus berjalan tanpa menfokuskan jalannya. Saat itu Rehan yang juga sedang berjalan-jalan di sekitar rumah sakit tampak senang melihat diri Diangga, tapi Diangga terlihat tak focus jadi ia tak tahu ada Rehan, ia langsung saja jalan tanpa menyapa Rehan.
“ Diangga…..” panggil Rehan, tapi Diangga tetap saja tak membalas panggilannya. Rrehan sekejap menarik tangan Diangga untuk menghentikan jalan Diangga
“ kalau jalan harus focus, lo mikirin apa sih?” kata Rehan
“ lo…, nagapain lo?”Diangga yang tampak terkejut dengan Rehan.
“ gue tadi manggil lo, tapi lo malah nylonos aja, apa sih yang lo pikirin?” sahut Rehan yang memberi peerhatian terhadap Diangga.
“ please gue lagi gak ingin bertengkar.” Ujar Diangga dengan keadaan yang masih murung dan lemas.

Mendengar jawaban diangga yang sangat ketus, Rehan menarik tangan Diangga dan memakasa Diangga untuk ikut dengannya. Rehan tetap saja tak mau melepaskan Diangga meskipun Diangga berusaha keras untuk melepaskan tangannya dari Rehan. Sampai di suatu tempat yang sangat aneh tapi menawan, Rehan baru saja melepaskan tangan Diangga.
“ apa- apain sih lo, lo nggak berhak narik-narik tangan gue, dan juga tempat apa ini?”
“ udah ikut aja.” Sahut Rehan. Rehan melanjutkan langkahnya yang lurus kedepan . Diangga yang tak tahu maksud dari Rehan, ia hanya mengikuti langkah Rehan. Rehan meghentikan langkahnya, dan Diangga melihat sekitar tempat aneh itu penuh dengan bunga- bunga mekar indah. Terlihat ekspresi Diangga menunjukkan kekaguman.
“ ini bunga- bunga yang mekar hanya setiap bulan desember, karena perubahan cuaca ia jadi mekar setiap bulannya.” Jela Rehan.
“ darimana lo tau tempat sebagus ini?” Tanya Diangga.
“ ini tempat setiap harinya gue merenung, dan kalau sedang sedih gue biasa datang kesini.” Jelas Rehan.
“ lo sedih?jadi lo bisa sedih juga.” Sindir Diangga.
“jujur gue sangat kesepian, makanya gue terus bikin lo emosi, maaf ya.” Sahut Reno dengan penyesalan.
“ lo suka sama gue?” Tanya Diangga sambil memanndang wajah Rehan.
“ gue nggak tahu ini rasa suka atau apa, tapi perasaan gue lo adalah bunga bagi gue, bunga yang mekar yang selalu membuat gue bangkit dari apa yang gue alami. Lo penyemangat gue Diangga.”
Jelas Rehan sepenuhnya tulus mengungkapkan.
“ gue nggak tahu harus ngomong apa, gue bingung.”

Diangga mendesah pelan, hendak bergerak meninggalkan Rehan. Tiba –tiba suasana menjadi hening, ketika Rehan menyatakan perasaannya. Diangga merasa terkejut dengan ungkapan Rehan, karena kata-kata itu ingin ia dengar bukan dari mulut Rehan tapi Sammy pemuda yang ia sukai.
“ Diangga…., gue akan tunggu lo sampai l siap!”
Diangga tak menggubris ucapan Rehan, ia tetap saja berjalan meninggalkan Rehan disana.

Usai keluar dari tempat itu, Diangga berjalan dengan perasaan bingung dan resah. Dalam jalannya, ia selalu kepikiran tentang ucapan Rehan kepadanya.
“ kenapa harus dia, kenapa bukan Sammy?” Diangga bertanya-tanya dalam dirinya dengan sangat kesalnya.

Sekejab mata, Diangga melihat Sammy bersama Safa yang tengah asyik mengobrol bersama, terlihat Diangga merasa cemburu dan kesal. Diangga menghampiri mereka.
“ kalian?”
“ ya, lo tahu baru tadi pagi Sammy nembak gue, menurut gue kita cocok jadi gue terima,” jelas Safa ddengna gembiranya.
“ selamat untuk kalian.” Ucap Diangga yang perasaannya menjadi remuk dan hancur mendengar ungkapan Safa tentang dirinnya dan Sammy yang telah menjadi pasangan.

Diangga yang tak kuat, ia berlari sambil meneteskan air mata kesedihannya. Hatinya langsung saja terpuruk dan tak terbendung lagi kesedihannya. “ jahat, jahattttttttttttt…….., gue benci lo Sammy, gue benci lo.”
“ kenapa lo benci gue?” ujar Sammy yang tiba-tiba datang.
“karena gue suka sama lo, puas! Selama ini lo anggep gue apa,barang yang bisa lo permainin.” Ucap emosi Diangga
“ jujur gue juga suka sama lo, tapi nggak tahu kenapa gue nggak bisa ngungkapin itu ke lo, gue bingung. Jadi gue pacaran sama Safa untuk nglupain lo.” Jelas Sammy dengna rasa penyesalan.
“ sorry, lo lupain gue ya.” Sahut Sammy sambil memeluk Diangga dengan erat. Dan peristiwa itu disaksikan langsung oleh Rehan.
…..

Keesokan harinya, Diangga mampir sebentar ke tempat Rehan mengajaknya kemarin, ia merenungi perasaannya sejenak. Tak lama, Diangga kembali untuk menemui Rehan di ruangannya. Tampak disana sedang sibuk mempersiapkan sesuatu. Hari itu adalah hari operasi Rehan untuk mengangkat tumornya. Untung saja Rehan masih berada di ruangannya, Diangga segera menemui Rehan.
“ Rehan, gue bisa bicara sebentar?” kata Diangga
“ apa?” sahut Rehan dengan ketusnya.
“ kenapa lo suka gue?”
“ karena lo bunga bagi gue, bunga mekar yang kadang bikin jiwa gue nyaman ada disamping lo, tapi sekarang bunga yang gue idamkan memilih kupu-kupu, bukanlah lebah yang sangat membutuhkannya.”
“ memang bunga memilih kupu-kupu, tapi sang kupu- kupu menyerah karena disana ada lebah, ya meskipun lebah menyengat dan merugikan orang lain, tapi bagi bunga dia sangat menguntungkan. Bunga bukan hanya butuh kupu-kupu tapi dia juga butuh lebah untuk penyerbukannya.”
“ jadi menurutmu lebah lebih baik untuk bunga.”

Diangga mengganguk dan tersenyum kepada Rehan, Rehanpun tersenyum juga serta ia turun dari tempatnya dan segera memeluk Diangga dengan erat.
“ CINTA MEMANG TAK HARUS MEMILKI, LEBIH BAIK DICINTAI DARIPADA MENCINTAI, MENCINTAI LEBIH MENYAKITKAN DARI PADA DICINTAI”

Karya : Nadia hayu P.
[Continue reading...]

Blogcerpen - KADO TITIPAN TUHAN

Pagi seperti biasanya, Putri langkahkan kaki menelusuri lorong lorong koridor sekolah menapaki jejak menuju kelas. Saat itu hanya ada beberapa siswa yang hilir mudik berjalan santai menuju kelas masing masing. Terik matahari yang mulai meninggi. Namun, pagi itu tampak sepi. Langkah Putri yang perlahan berjalan santai agak lambat seakan akan tak berpijak lagi pada sang bumi. Tibalah Putri dikelas hanya seorang diri lalu segera duduk dikursinya yang berada di pojok belakang. Matanya agak terlihat sembab, sipit seperti anak cina. Tanpa kata hanya diam dalam berjuta bahasa. Namun matanya yang berbicara dengan apa yang telah terjadi, matanya sekali lagi menerawang waktu itu, sebelum terjadi sesuatu yang membuatnya jadi seperti ini, seperti kehilangan arah untuk hidup, seakan bila awan mendung yang berada di langit yang memuntahkan air matanya tak lagi menghadirkan cahaya cerahnya mentari, bahkan di saat air mata langit mulai mereda menetespun tak akan bisa ditemui lagi pelangi, serta waktu pun mungkin tak terasa berjalan lagi, dan satu hal yang ingin Putri inginkan hanyalah ingin pergi bersamanya... menyusulnya.... “ huft “ hela nafas Putri. 
Masih jelas memori ingatan seperti apa masa masa indah bersamanya, semua tampak begitu indah, keceriaan yang menghiasi kebersamaan mereka, dan apabila ada duka yang menghampiri tetap akan hadir keceriaan lagi. Putra, satu nama yang telah beberapa tahun belakangan ini mengisi hari hari yang Putri lalui. Tapi seketika ibarat pelangi tertutup kabut awan kelabu tanpa pernah lagi warna warna itu muncul, semenjak bermula satu minggu lalu dimana hari itu telah terjadi sesuatu pada Putra kekasihnya, Putra mengalami sebuah kecelakaan tertabrak bus yang sedang melintasi jalan yang mengakibatkan seketika itu juga menghembuskan nafas terakhir, pergi berada kealam yang berbeda. Putra telah pergi untuk selamanya tanpa pernah ada kesempatan untuk kembali.
 
Tanpa Putri sadari, dua sosok cowok sedari tadi telah memperhatikan Putri, salah satu dari mereka menghampiri Putri sementara yang satunya masih tetap berdiri memantau dari kejauhan.
“ hai ! “ sapa cowok misterius menghampiri Putri.

Tersentak dari lamunan, Putri menatap asal suara dan tanpa di sadari, satu sosok cowok telah berada duduk disampingnya.
“ kamu siapa ? “ mulai berbicara , Tanya Putri yang agak terkejut akan kehadiran cowok itu.
Sambil tersenyum cowok itupun menjawab. “ aku Ricky, kamu tentu sangat mengenalku Putri. “

Tersentak dari satu sosok yang berada di sebelahnya itu, Putri berusaha mengingat “ siapa dia ? mengapa bisa mengenal ku ? “ Tanya Putri pada dirinya. “ ah entahlah ! “ Putri pun membuyarkan fikirannya seakan ingatannya buntu untuk mengingat ingat apapun yang ada.
“ aku mengerti perasaan mu, kehilangan itu satu hal yang menyedihkan. “ ucapnya lembut

Putri merasa heran dengan sosok cowok tersebut. Seakan cowok itu tahu semua tentang Putri. “ Tapi siapa ? “ satu tanda Tanya yang muncul di dalam benak Putri.
“ apa yang harus kamu mengerti tentang aku ? diri ku dan keadaan ku ? “ ucap Putri agak sinis.
“ karena aku sama seperti mu Putri. Aku pun kehilangan ! “ raut wajah Ricky berubah muram, Ricky menunduk, Ricky pun mulai bercerita lagi. Sontak membuat Putri menjadi merasa bersalah atas ucapan yang baru saja Putri lontarkan.
“ aku juga seperti mu Put, aku juga turut merasakan apa yang Ia rasakan, kehilangan..... ! aku tak bisa mengelak kenyataan. takdir memang terkadang tak seirama dengan apa yang kita inginkan. Aku tak bermaksud meninggalkannya. Andai dia tahu, aku tak sanggup melihat Ia menangis. Ingin aku memeluknya, menenangkannya, menghapus kesedihannya dan satu hal yang aku ingin lakukan. Aku ingin membuat Ia tersenyum. Tapi, hal itu tak bisa tuk aku lakukan untuknya. Sikapnya seperti kamu saat ini Put, Membuat aku tidak tenang meninggalkannya pergi jauh ! “ ucap Ricky bercerita menerawang lurus kedepan.
“ kenapa kau harus meninggalkannya, jika kau tak ingin melihat kesedihannya ?. “ Tanya Putri merasa heran.
“ Put, kau tentu akan mengerti dengan sendirinya maksud dari kata yang baru saja aku lontarkan. “ nada Ricky yang misterius.

Tampak dari kejauhan satu sosok cowok yang melihat Putri dan Ricky. Ia ingin rasanya pergi mendekat menghampiri lalu memeluk Putri, ada rasa kesedihan yang memilukan melihat Putri yang seperti itu. Namun dari luar muncul dua cewek masuk kekelas yang sedang tengah berbincang bincang satu sama lain. Melihat Putri yang sedang duduk, mereka pun menghampiri.
“ Putri ! “ sapa Sesil lalu mendekat menghampiri Putri. Sontak Putri pun tersentak dan memandang mereka.
“ kamu yang sabar ya, gak terasa sudah satu minggu kamu baru masuk ke sekolah. Kami kangen sama kamu, tau...!. “ ucap Nindi agak centil mencoba menghibur Putri sambil memeluk sahabatnya itu.
“ gak ada yang kan abadi Put ! meski dia telah tiada, percayalah ! dia pasti gak akan inginkan orang yang Ia tinggalkan seperti kamu ini Put, murung gak habis habisnya ! masih ada warna lain dari cinta yaitu kita sahabat kamu. “ Ucap Sesil secara hati hati berusaha menghibur.
“ iya Sob, mungkin aku hanya belum terbiasa dengan keadaan seperti ini. “ ucap Putri menenangkan diri.

Teringat Putri akan sosok Ricky. Putri menelusuri sudut pandangnya kesegala arah. Tampak bingung raut wajahnya mencari cari satu sosok yang beberapa waktu lalu menemani Putri dan secepat kilat tanpa disadari dengan waktu yang bersamaan datangnya Sesil dan Nindi masuk kekelas menghampiri Putri. Sosok Ricky telah raib, ditelan bumi hilang entah kemana. Meninggalkan tanda Tanya yang menggantung.
“ ada apa Put ? apa yang sedang kamu cari ? “ Tanya Sesil agak heran.
“ aku mencari Ricky, Sil ! tadi sebelum kalian berada di sini, dia ada. Kalian ada gak ngeliat dia pergi ? “ Tanya Putri.
“ Ricky ? siapa dia ? kita hanya bertiga dikelas ini, gak ada yang lain. “ jawab Sesil.
“ ye…….. kamu ini Put, ngelawak ya ? gak lucu deh,,,,, masih pagi tau ! “ celoteh Nindi.

Putri tak menghiraukan ocehan Nindi, Putri malah merasa bingung, heran dan terus berusaha mencari sosok Ricky yang misterius. Datang secara tiba tiba dan pergi tanpa di duga. Putri melangkahkan kaki keluar teras kelas dari kejauhan Putri melihat Ricky dan satu sosok cowok, mereka menoleh kearah Putri dengan memandang tanpa ekspresi. Tak ada tawa maupun air mata. Tatapan yang tak bisa dijelaskan. Perlahan sosok mereka pergi semakin menjauh menghilang di lorong lorong kelas.
“ hei ! “ sapa Nindi mengejutkan.
“ oh ya, kenapa ? “ Putri terkejut.
“ masuk yuk, ada sesuatu yang pengen aku sampein nih... “ menarik Putri yang di teras luar menuju kedalam kelas.
“ Put. “ dengan hati hati kini Nindi berkata. “ dua hari yang lalu, teman yang di bonceng oleh Putra meninggal setelah koma beberapa hari di rumah sakit akibat kecelakaan itu. “
“ apa ? “

Putri tak mengetahui tentang hal itu, yang Ia tahu hanyalah kekasihnya. Putri shock pada berita meninggalnya kekasihnya. Semenjak saat itu tak ada lagi yang Putri tahu, Putri hanya mengurung dirinya di kamar tanpa mengetahui lagi tentang dunia luar. Baru seminggu setelah kejadiaan itu Putri pun berhenti menyendiri dan hingga tiba saat ini baru Putri melangkahkan kaki kesekolah.
“ temannya itu sama seperti kamu Put, Ia punya kekasih. Dan seperti sama yang kamu rasa. “ sambung Nindi bercerita lagi.
“ aku gak tau tentang temannya itu Nindi, siapa namanya ? “ tanya Putri masih dalam berduka
“ seingat aku kiki gitu deh namanya… aku juga kurang tahu banyak sih, tapi ets….. tunggu bentar ! “ Nindi mengeluarkan hanphone dari saku bajunya lalu mengotak atik dan memperlihatkan sebuah foto dan menunjuk salah satu dari mereka yang ada didalam foto itu. “ ini dia “ telunjuk tangan Nindi menunjuk satu sosok yang ada didalam foto tersebut.
Oo..o…,, Putri sontak lagi lagi terkejut, hari yang aneh penuh dengan kejadian yang membingungkan dengan misteri teka teki penuh tanda Tanya. Foto yang di tunjuk oleh Nindi tak lain ialah Ricky yang baru beberapa waktu lalu hadir disini menemui Putri. Sosok yang misterius meninggalkan tanda Tanya di kepala Putri kini sudah terjawab siapa dia. Putri hanya menahan air mata yang seakan memang telah habis terkuras kering tak berair. Terang saja, hal ini yang membuat matanya sembab. Keadaan hening walau secara normal suasana saat itu telah riuh. Tanpa di sadari bel pun telah berbunyi menandakan jam pelajaran pertma akan segera di mulai.
*****

“ aku juga seperti mu Put, aku juga turut merasakan apa yang Ia rasakan, kehilangan..... ! aku tak bisa mengelak kenyataan. takdir memang terkadang tak seirama dengan apa yang kita inginkan. Aku tak bermaksud meninggalkannya. Andai dia tahu, aku tak sanggup melihat Ia menangis. Ingin aku memeluknya, menenangkannya, menghapus kesedihannya dan satu hal yang aku ingin lakukan. Aku ingin membuat Ia tersenyum. Tapi, hal itu tak bisa tuk aku lakukan untuknya. Sikapnya seperti kamu saat ini Put. Membuat aku tidak tenang meninggalkannya pergi jauh ! “
Ucapan Ricky yang pagi tadi masih terngiang di telinga Putri. Entah mengapa, seakan kata kata itu menyiratkan punya pesan tersendiri untuk Putri. Putri melihat bintang dari jendela kamarnya menyendiri terus memandangi langit. “ engkau pasti berada di antara bintang itu, Putra. “ ucap Putri. Tatapan yang merasakan kesepian. Rasa kehilangan itu sampai detik ini pun masih terasa. Baru saja Putri bersama sama tertawa namun karena waktu, kini Putra pun telah tiada.
Malam pun semakin larut. Jam dinding telah menunjukkan pukul dua dini hari. Namun rasa kantuk belum juga menyerang mata Putri. Putri masih menatap langit dengan tatapan hampa terpaku menerawang dimensi lalu saat saat indah bersama Putra sang kekasihnya. Hingga Putri pun mulai lelah, beranjak menutup jendula. Putri pun merebahkan badannya di kasur dan mulai berkelana kealam bawah sadarnya.

Saat itu di mimpinya, Putri tengah berada di taman yang indah, tampak sebuah telaga dan ada sebuah kursi kecil di tepi telaga, tampak satu sosok cowok yang tak asing lagi bagi Putri. Putri sangat mengenalnya. Ya, itu adalah Putra kekasihnya. Putri pun berlari menghampiri Putra yang menyambut kedatangan Putri dengan sunyuman. “Sayang.... aku merindukan mu, aku kesepian tanpa kehadiran mu.” Sapa manja Putri sambil memeluk Putra.
“ sayang, aku juga merindukan mu.” Membalas pelukan Putri.
“ sayang, aku tak ingin melihat kau larut dalam kesedihan, maukah kau berjanji satu hal untuk aku ? Tanya Putra.
“ apa itu ? “
“ aku ingin kau selalu tersenyum meski tanpa ada aku menemani mu di samping mu sayang ? berjanjilah pada ku jika kau memang mencintai ku. “ ucap lembut Putra.
“ aku tak bisa Putra, aku tak bisa !. “ air mata Putri perlahan mulai menetes.
“ kamu pasti bisa ! mengertilah tentang hidup. Sadari keadaan ! apa yang ada di dalam hidup ini hanyalah sebuah titipan, tanpa kita sadari, Tuhan bisa saja mengambilnya. “ kata Putra lembut menjelaskan.
“ apa ini memang harus aku lakukan Putra ? “
“ iya sayang, tersenyumlah. Aku akan tenang berada diatas sana. Percayalah, aku selalu mengingatmu. Aku akan merasa sedih jika kau selalu menangis karena kepergian ku. Aku ingin kamu bisa jadi sosok yang tegar meski tanpa aku. Memang aku tak inginkan adanya perpisahan di antara kita. Namun, waktulah yang telah memanggil ku sayang…”

Dengan berat hati “ Putra, aku akan mencoba ! .” ucap Putri sambil berusaha menampakkan senyumannya.
“ aku ingin hati mu rela agar aku bisa tenang sayang. “ kata Putra.

Dari telaga itu, berlabuh sebuah kapal besar entah berasal dari mana. Tampak di atas kapal terlihat Ricky yang melambaikan tangan kearah Putri dan Putra.
“ sayang aku akan pergi, waktu ku telah menjemput ! ingat pesan ku.”
“ aku ingin ikut bersamamu Putra. Jangan tinggalkan aku,..” rengek Putri.
“ jangan sekarang sayang, percaya yakinkan aku di sana akan selalu menunggu mu.” Putra kecup kening Putri sebelum beranjak melangkah kan kaki kekapal.
“ sayang, biarkan aku tenang diatas sana tanpa kau usik dengan kesedihan mu karena aku. “ ucap Putra terakhir kalinya.
Kapalpun perlahan menjauh membawa Putra dan Ricky pergi, ada rasa enggan di hati namun Putra tak bisa berbuat apa apa terhadap keadaan. Ada tampak kesedihan diraut wajah putra. Sementara itu Putri dari pinggir telaga terus menerus memanggil manggil Putra “ jangan tinggalkan aku Putra…… jangan ……….! “ terus saja berteriak hingga Putri pun tersadar terbangun dari mimpinya itu. Tampak sepucuk surat telah tergeletak berada di sampingnya. Surat yang entah dari mana, Putri pun membuka untuk segera membacanya.
*****

Putri,,,,,
Terus tampakan selalu senyum mu untuk ku………
Ku tak kan ingin air mata mu menetes memancarkan kesedihan karena diri ku…..
Aku memang bukan jodoh mu di dunia ini,
yakinkanlah ada sesuatuu yang lebih indah dari aku di depan sana menunggu untuk mu……..
Aku mungkin bisa pergi meninggalkan mu……
Tapi tidak cinta ku….
Cinta ini akan tetap ada menanti mu di alam sana…..

Forever
Putra
****

Beberapa hari kemudian, Putri tak menampakkan raut wajah yang kusut seperti kaset kusut, murung tak menentu. Karena satu janji untuk mengenang cintanya. Tak ingin menampakan kesedihan itu lagi untuk Putra. Biarkan cerita ini mengendap dalam sebuah memori ingatan yang takkan terlupa menjadi sejarah kenangan indah bahwa dalam hidup Putri pernah ada Putra. “Senyum ini selalu ku persembahkan untuk mu… abdi ku yang terakhir atas cinta kita. Aku ingin kau tenang berada di alam sana.”ucap dalam hatinya tulus. Sambil menatap langit dan tersenyum Putri pun berkata lagi“ Putra, kau kado terindah yang pernah di titipkan Tuhan untuk ku” dari kejauhan di atas sana Putra membalas senyuman Putri.

Tamat

Karya Fhitri Mila Sary
[Continue reading...]

Senin, 30 Desember 2013

blogcerpen - Rindu Sahabat Lama Ku

http://cerpenazza.blogspot.com/
Iseng-iseng bongkar lemari buku, aku menemukan sebuah kotak berwarna merah dan bermotif bunga-bunga kecil di sudut kanan rak buku paling bawah. “Masih cantik nih kotak” gumamku, sambil tersenyum. Hasratku sudah tak sabar ingin melihat kembali isinya. Maka, segeralah aku berlari ke kamar sebelah, dan kemudian mengusap-usap lemari yang ada disitu. Aha, segera ku ambil kunci-kunci yang tergantung ramai di satu mainan berbentuk strawberry. Setelah kunci tersebut berpindah ke tanganku, aku pun bergegas kembali berlari ke dalam kamar tempat lemari buku tadi. Setelah membuka kotak merah tersebut, aku makin tersenyum. Saat itu kulihat diary-diary usangku masih tersusun rapi di dalamnya.
Ah, kira-kira sudah 2 tahun aku tidak membuka kotak ini. Hmm, lama juga ya. Tapi untung, isinya masih bagus. Tidak ada hama ataupun kutu-kutu bandel yang menyerangnya. Alhamdulillah.
Setelah meneliti satu persatu diary yang kini telah berserakan di depan aku duduk. Mataku pun tertuju pada satu diary berwarna biru. Aku pun terkesima, seketika pikiranku pun mulai menerawang. Seperti menelusuri ruang waktu dan kembali ke masa lalu, anganku pun mulai melayang jauh. Cusss… sepertinya barusan badanku telah berbalik dan terbang mengikuti alur pikiranku, sehingga khayalanku telah membawaku lagi ke masa itu.
Saat lembaran demi lembaran diary tersebut berhasil ku lahap sedikit demi sedikit, aku makin membawa jiwaku terbang ke masa sekolah dulu. Aku sengaja mencoba membacanya lebih pelan-pelan, demi meresapi kembali masa itu. Sedikit pun rasanya tidak rela, jika harus kelewatan momen-momen berharga tersebut. Lebay sedikit yah, tapi benar, aku ingin mengingatnya kembali, sangat ingin mengingatnya. Kemudian mencoba merasai kembali rasa apa yang pernah terjadi saat itu.
Yogi, teman dekatku waktu SMA. Rasanya dia telah menjadi penghuni untaian cerita hidup yang pernah ku tulis di diary ini. Yogi bukan pacarku. Siapapun yang berani mengatakan dia pacarku, pasti akan aku marahi. Bukan karena tidak suka, bukan karena dia orang yang jahat. Tetapi karena dia Sahabatku. Tidak pernah terlintas di fikiran ku sedikit pun untuk pacaran dengan Yogi. Karena bagiku rasa sayang tidak harus dengan pacaran. Tetapi akan jauh lebih indah jika rasa itu tetap dibalut dengan kasih persahabatan. Sebuah persahabatan jauh lebih indah dari pada pacaran. Itulah menurutku, belum tentu menurutmu. Hihi
Mencoba menerawang kembali, “seperti apa ya wajah Yogi sekarang?” perlahan rasa rindu pada sahabatku itu mulai bergelayut di hati dan pikiranku. Sudah hampir dua setengah tahun aku tidak pernah lagi tahu kabar Yogi. Setelah tamat dari SMA kita memang langsung pisah kota. Aku kuliah masih di kota yang sama dengan SMA ku, sementara Yogi sudah terbang jauh, mengikuti keinginan orangtua nya untuk kuliah di Kalimantan. Selama beberapa bulan, aku masih ada kontak dengan Yogi, setelah itu tidak pernah lagi. Sejak terakhir kali dia memberi kabar kalau di daerahnya tersebut tidak bisa menggunakan kartu yang sama. Namun besar harapanku, Yogi masih akan menghubungiku. Tetapi, nyatanya tidak. Sejak itu nomornya tidak aktif. Rumahnya juga sudah kosong, kabarnya orang tuanya telah pindah juga. Aku tidak sempat menanyakan kontak yang bisa dihubungi disana. Jadi Yogi benar-benar seperti hilang di telan waktu. Hari-hari setelah kejadian itu aku selalu berharap Yogi akan menghunbungiku, dan pernah juga aku berusaha mencarinya lewat jejaring social, tetapi hasilnya tetapi nihil. Hingga perlahan aku pun mulai melupakannya seiring perjalanan masa, aku sudah sibuk dengan dunia baruku, yaitu dengan masa-masa kuliah.
Dan kini, aku sangat ingat kembali dengan Yogi. Dulunya, ibarat kunci dengan gantungannya. Dimana-dimana dan kemana-mana aku dan Yogi selalu bersama. Mulai dari pergi ke sekolah bareng, pulang sekolah juga selalu bareng. Meskipun jarak rumah kami sedikit lebih jauh, tetapi Yogi adalah sahabat yang setia. Dia tidak pernah bosan untuk mengantarkanku tiap hari. Tidak hanya itu, sepulang sekolah, bila ada waktu kosong kita juga sering pergi main bareng, jalan-jalan bersama di akhir pekan, belajar bersama, ke toko buku bersama. Hampir setengah hari habis untuk bersama. Tentu bisa dibayangkan begitu banyak cerita indah, ataupun haru yang akan terjadi pada kita. Diary ini saja tidak cukup untuk menceritakan semua yang pernah terjadi itu. Tetapi cukup lah, setiap goresan yang ada di diary ini benar-benar cerita murni persahabatan aku dengan Yogi.
Satu hal yang membuat aku makin kangen Yogi adalah, ketika ingat waktu dia diam-diam mencuri diary ini dan setelah membaca semuanya, dia mengembalikan diary ini sambil menertawaiku. Hingga membuat malu, dan mengejarnya untuk menjitak kepala setengah botaknya. Awalnya Yogi memang tidak pernah tahu kalau aku suka menulis diary tentang aku dan dia. Apalagi waktu itu Yogi, sok-sok terharu dan menyebutkan isi diary tersebut dengan muka sok memelas, padahal dia Cuma becanda. Aku pun jadi geli melihat tingkahnya tersebut, sehingga kembali mengejarnya dan mencubitnya sambil tertawa-tawa. Ah, begitu lah Yogi.
Bagaimanapun aku merindukannya saat ini, apa dayaku. Aku hanya bisa mengulas wajah lamanya, dan ku rasa sekarang Yogi pasti sudah berubah. Tidak botak lagi. Senyum terakhirku saat menutup lembaran diary ini diiringi dengan butiran bening yang tidak bisa kutahan lagi. Aku sengaja merebahkan badanku dan mencoba menikmati rasa rindu ini, hingga aku pun terlelap dan tertidur. “Yogi, semoga suatu saat kita dipertemukan kembali” harapan terbesar, kusandarkan pada-Nya.
Karya: Vivi Azze Laa
Facebook: Vivi Azze Laa
[Continue reading...]

Jumat, 27 Desember 2013

Adakah cinta sejati itu

Pergantian tahun dari 2012 ke 2013 , sudah lama Dian menantikan tahun ajaran ini .Dimana Dian sudah memasuki SMP favoritnya .

Pagi ini begitu cerah, Dian berjalan dengan santai memasuki SMPnya, padahal dia tau bahwa sekarang ia baru pertama MOS dan tidak baloeh terlambat, sesampainya di sekolah barunya dia bertemu teman SDnya dulu Jessica . Merekapun bercakap - cakap hingga bel , Dian dan Jessica segera berbaris dilapangan . Karena Dian tidak memakai atribut lengkap , Dian jadi dimarahi oleh kaka osis yang galak abis , dan parahnya Dian disuruh lari keliling lapangan 6 putaran .

Setelah bel istirahat Dian menceritakannya pada Jessica , tentang kak osis yang galak itu .
“ Gila , Jess masak gue disuruh keliling lapangan 6 kali sama kak osis itu ! “ kata Dian yg terhanyut emosi.
“ Lo juga sihh yg salah knpa artribut gak lengkap begitu ??? “ kta Jessica yg mulai menenangkan Dian.
‘’ Ihh Jessica , kok malah belain kak osis yang galak itu ? “ sembur Dian dengan keras.
‘’ Ya udah sabar aja ,ya Dian. “ jawab Jessica .
Bel berbunyi Dian dan Jessica kembali ke lapangan . Para osis mengumumkan besok sudah mulai belajar biasa . Dian menarik nafas dan berkata dalam hati “ huhh akirnya MOS ini berakhir juga ‘’
Keesokan harinya Dian dan Jessica ternyata satu kelas .Dan Dian pun mulai berkenalan dan mempunyai banyak teman , diantara semua teman barunya ada teman yg paling dekat denga Dian dan Jessica, mereka bernama Tasya , Mira , dan Gita .Murid-murid belajar dengan serius sampai bel istirahat berbunyi .

Tetttttt………
“ Nah anak-anak pelajar kali ini kita lanjutkan minggu depan ,ya. “ kata Ibu Mita
“ Yaaa bu. “ jawab anak – anak serentak .
Seperti biasa Dian dan kawan –kawan pergi kekantin untuk sekedar berbelanja dan mengobrol santai .

Mita membuka percakapan .
“ Sebenarnya aku sudah lama mencintai Rino teman sekelas kita. ” kata Mita
“ Ia aku juga sebenarnya sudah lama mencintai kak osis yg memarahimu waktu pertama MOS. “ kata Tasya .
“ Kalo aku sudah punya pacar dari SMP lain , dia itu dulu teman sekelasku namanya Reza. “ kata Gita .
“ Kalo aku baru pacaran sama Kak Leo, dia kakak kelas kita, kelas dua. “ kta Jessica
“ Kalo kamu Dian ? siapa pacar kamu ? “ kta Tasya , Gita , Mita , Jessica, secara serentak .
“ Aku tidak punya pacar ! Karena pacaran akan menyakitkan nantinya .” jawab Dian.
“ Lo kenapa begitu ? apa jangan – jangan gara-gara Anton, yg dulu pergi meninggalkanmu, dan kamu masih mencintainya ? “ kata Jessica asal.
“ Bukan aku takut nantinya akan dihianati !” kata Dian lirih
Tiba – tiba bel tanda masuk berbunyi lima sekawan pun masuk kelas . Jessica tidak bisa berkonsentrasi, gara – gara omongan Dian tadi.
Sesampai dirumah Jessica terus memikirkan omongan Dian kalau pacaran nantinya akan dihianati !Tetapi seiring waktu berjalan Jessica melupakan omongan Dian, dia berpikiran kalo Dian omongan Dian itu salah.
Hari Minggu ini Jessica pergi jalan – jalan bersama Cleo, tetangganya dia pergi kesebuah taman untuk sekedar berlari pagi. Saat itu dia bertemu pacarnya Leonardo, Jessica mendengar percakapan Leo dengan selingkuhannya dan merekamnya . Ahh Jessica mendengar perkataan Leo bahwa dia tidak punya pacar ! Jessica lalu menghampiri Leo dan menampar pipinya, dan Jessica bilang “ SEKARANG KITA PUTUS “ lalu Jessica lari tanpa mendengar perkataan Leo. Jessica menyuruh Cleo pulang, Jessica beralasan tidak enak badan, padahal dia marah kepada Leo, pacarnya.
Sesampai dirumah Jessica ingin curhat di diarynya dia pun menulis dengan menitikan air matanya, isi diarynya adalah

Tanggal: 2 - 2 -2013
Dear Diary kenapa sih Leo bilang tidak punya pacar ?
Padahal sudah jelas aku itu pacarnya Leo !
Apa jangan–jangan Leo udah gak sayang sama aku ?
Ah dasar Leo, coba aku mendengar nasehat Dian sewaktu SD.
Bahwa Leonardo Arnando itu “ PLAYBOY ”
Ya, sudahlah mungkin benar kata Dian, pacaran akan berujung dihianati :’( .

Sesudah itu Jessica mengSMS empat kawan karibnya. Dan tak ada yg membalasnya, mungkin saja mereka tidak punya pulsa kali, jawab Jessica dalam hati.

Huhh…..
Setelah lama akhirnya Jessica terlelap hingga keesokan harinya, dan ketika esok harinya Jessica mendapat kabar, bahwa ada kakak kelas yg menyukainya. Dan dia juga mendapat kabar bahwa Dian sudah bertunangan dengan Bayu Kakak kelas tiga yang cool abis, dia juga tim basket.Tepat saat Jessica datang, bel pun berbunyi tanda kelas akan dimulai.Pak guru pun datang, dan memulai menjelaskan pelajaran.
Tak terasa bel istirahat sudah berbunyi setelah pak guru memberikan tugas kimia, Jessica melihat Dian berkata “ Aku tidak suka kimia “ . Jessica hanya geleng – geleng kepala.

Setelah member hormat kepada pak guru semua berhamburan keluar kelas. Termasuk Jessica dan the geng . Waktu mereka berlima sudah berada dikanti tiba tiba datanglah Kak Alex, seketika tanpa disuruh empat kawannya segera pergi meninggalkan Jessica dengan Kak Alex berdua.Kak Alex membuka pembicaraan
“ Jess, sebenarnya …. “ kata Alex mulai ragu.
“ Sebenarnya apa Kak ? “ tanya Jessica kebingungan.
“ Sebenarnya Kakak telah lama mencintaimu Jessica. “jawab Kak Alex
“ Sungguh kak ? “kata Jessica
“ Yes, could you be my girlfriend ? “tanya Kak Alex
“(Jessica hanya mengangguk kan kepala)! “
“Tapi Kakak janji gak akan mainin aku, ya kak! “kata Jessica lagi
“Ya tentu saja kakak gak akan mainin Jessica,karna kakak sayang Jessica . “jawab Kak Alex
“Aku juga sayang kakak. “kata Jessica senang

Tiba – tiba Dian , Tasya , Mita , dan Gita
“ Cieh yg udah jadian ni, jangan lupa traktir ya ! “ jawab Dian , Tasya , Mita , Gita serentak.
“ Ia, tentu saja !!!!! “ jawab Jessica dan Alex.

Sampai sekarang hubungan Jessica dan Alex semakin mesra.
Bahkan mereka akan segera bertunangan. Dan tentunya akan menikah
 
Karya :  Gusti Ayu Bintang Cahyani
[Continue reading...]

BEAUTIFUL FRIENSHIP

Persahabatan .. Bukan hanya sekedar mengerti dan dimengerti .. bukan hanya sekedar membantu dan dibantu .. Persahabatan itu jauh lebih indah .. Persahabatan itu jauh lebih bermakna .. Persahabatan akan saling mengerti, merasakan, dan saling membantu .. Persahabatan itu abadi dan tidak mengenal waktu .. Demikian dengan persahabatan Gea dan Dea .. Mereka adalah dua orang anak manusia yang bersahabat sejak mereka masih duduk di taman kanak - kanak .. Perjumpaan mereka dimulai ketika mereka bertemu di salah satu taman bermain di kota Bandung. Pada saat itu, Gea yang usianya lebih muda dari Dea sedang diganggu oleh anak laki - laki yang bertubuh tinggi dan tambun .. Karena tidak suka melihat anak perempuan diganggu oleh anak laki - laki, Dea membantu Gea melawan anak laki - laki tersebut .. Gea dan Dea menyatukan kekuatan mereka untuk melawan anak laki - laki tersebut .. Tidak sia - sia, anak laki - laki tersebut akhirnya dapat dikalahkan oleh mereka berdua .. Gea dan Dea pun akhirnya saling berkenalan dan bersahabat hingga saat ini .. Sekarang mereka duduk di bangku kelas 3 SMP di salah satu SMP swasta di kota Bandung .. Suka dan duka telah mereka lewati bersama .. Berbagai ujian yang datang silih berganti mencoba untuk menghancurkan persahabatan merekapun telah mereka lewati .. Mereka seperti lilin dan sumbunya yang tidak dapat lagi terpisahkan .. Namun itu semua berubah ketika Gea ternyata menyukai seorang laki - laki angkatan mereka ..
"Dea .. Aku mau cerita nih .. "
"Cerita apa Gea ??"
"Aku lagi naksir sama cowok Dea .."
"Naksir sama cowok ?? Siapa ?? Aku kenal gk ??"
"Kamu kenal kok .. dia anaknya baik, tinggi, cakep, pokoknya sempurna deh .."
"Iya iya .. Good luck ya Gea .. Semoga kamu mendapat yang terbaik untuk kamu .. Pokoknya keputusan apapun yang kamu ambil aku selalu support kamu kok .."
"Makasih ya Dea .. Kamu emang sahabat aku yang paaaliiig baik .. Aku sayang sama kamu .."
"Sama - sama .. Aku juga sayang sama kamu .."
Tanpa terasa waktu terus berjalan .. Sekarang sudah 2 bulan sejak Gea menyukai laki - laki tersebut .. Tetapi sayang .. sepertinya cinta Gea bertepuk sebelah tangan .. Laki - laki tersebut tidak mencintai Gea .. Dia hanya menganggap Gea sebagai sahabatnya .. Tidak lebih .. Hal ini membuat Gea sedih dan putus asa .. Semua kekesalan dan kekecewaannya pun ia tumpahkan pada sahabat yang selama 7 tahun ini menjadi sahabatnya ..
"Dea ..... Aku sedih banget .. ternyata Chris tidak mencintai aku .. Aku hanya dianggap sahabat olehnya .. "
"Kamu jangan bersedih Gea .. Kamu itu cantik .. Masih banyak laki - laki yang menginginkan kamu di luar sana .. Jangan hanya karena seorang laki - laki kamu menjadi putus asa seperti ini .. Kamu kan masih ada aku dan orang - orang yang mencintai kamu .."
"Iya Dea .. Aku menggerti .. Kamu memang sahabat aku yang paliing baiik .. Kamu selalu ada untuk aku .. Kamu juga selalu support dan menghibur aku kalau aku lagi sedih .."
"Itu gunanya sahabat kan ?? Kamu jangan sedih terus ya .. tetaplah tersenyum girl .. Seyummu adalah senyumku dan kesedihanmu adalah kesedihanku .."
"Kamu memang sahabat yang paling baik untuk aku .. Aku tidak akan melupanmu Dea .. Tidak akan pernah .. sekalipun ajal datang menjemputku .."
"Aku juga tidak akan melupanmu Gea .."

Seiring berjalannya waktu Gea masih belum dapat sepenuhnya melupakan Chris .. Gea selalu berharap dapat bertemu dengan Chris dan memeluknya walaupun hanya dalam bunga tidur saja .. Di lain sisi, Ternyata Dea mendapat tugas untuk mengajari Chris dari gurunya .. Dea diminta gurunya untuk membantu Chris dalam pelajaran Matematika, karena nilai Chris sangat jauh dari memuaskan .. Walaupun dengan berat hati, akhirnya Deapun menerima tawaran dari gurunya .. Tanpa Dea sadari, ternyata hal ini justru membuka peluang agar Dea dapat menjodohkan Gea dengan Chris, tetapi ternyata Dea tidak sepintar yang diduga ..
Beberapa bulan mengajari Chris, ternyata hasil belajar Chris meningkat .. Dea pun sudah dinyatakan berhenti menjadi furu privat Chris .. Sekarang Dea sudah dapat bebas dari beban berat yang selama beberapa bulan ini menjadi tanggungannya .. Di lain sisi, ternyata Gea sudah dapat melupakan Chris dan anehnya lagi, sekarang Gea malah menjodoh - jodohkan Dea dengan Chris .. Dea tidak terlalu serius menganggapi sahabatnya tersebut .. Belakangan ini Dea memang sedang dekat dengan Chris, tetapi mereka hanya sebatas bersahabat .. Tidak ada kata cinta untuk hubungan mereka .. Dea berpikir bahawa Gea hanya bergurau saja, tetapi belakangan ini Dea mulai resah oleh perjodohan yang dilakukan Gea terhadap dirinya .. Belum lagi gossip - gossip yang beredar bahawa Dea naksir dengan Chris !!! Hal ini membuat Dea shock bukan main .. Dea tidak habis pikir bagaimana gossip tersebut dapat muncul dan dapat beredar padahal kebenarannya sangat - sangat bertentangan dengan isi dari gossip tersebut.. Dea pun menuduh Gea yang menyebarkan gossip tersebut .. Hal itu juga yang membuat Gea dan Dea akhirnya bertengkar .. Jujur ini adalah pertengkaran pertama bagi mereka selama mereka bersahabat 7 tahun .. Sangat disayangkan memang .. Hanya karena salah paham kecil dapat membuat persahabatan yang sangat kuat itu retak .. Untungnya Gea dan Dea terlalu sayang akan persahabatan mereka .. Persahabatan mereka terlalu berharga untuk dihancurkan oleh salah paham kecil yang sangat - sangat simple .. Setelah sekian lama, mereka pun akhirnya menyadari kesalahan masing - masing

drrrttt .... drrttt .. drrrtttt ..
one message received
Gea pun langsung membuka SMS yang ternyata dari Dea tersebut .. Gea sangat kaget saat mengetahui nama pengirim SMS tersebut, tetapi Gea lebih kaget lagi ketika membaca isi SMS tersebut ..
"Gea .. maafkan aku ya .. Aku terlalu jahat menuduh kamu yang bukan - bukan bahkan belum ada buktinya .. Aku memang jahat .. Maafkan aku ya .. Aku harap kamu dapat memaafkan aku .. Aku tidak betah lama - lama bermusuhan dengan kamu .. :( "

Dengan cepat Gea pun membalas SMS Dea ..
"Dea .. Maafkan aku juga ya .. Aku juga salah telah menjodohkan kamu dengan Chris .. Seharusnya aku tahu kamu tidak suka dengan Chris, tetapi aku malah menjodohkan kamu dengan Chris .. Aku juga salah .. Jadi maaf juga ya .. Aku udah maafin kamu dari dulu kok :)"
Sent

5 menit kemudian, Gea mendapat balasan dari Dea ..
"Kita tetap bersahabat kan ?? Aku kangen sama kamu .. Kita jangan musuhan lagi ya ?? Aku sedih kalau harus musuhan sama kamu .."
"Kita akan bersahabat selamanya Dea .. Di hatiku kamu tetap menjadi sahabatku yang paling baik dan mengerti aku :) Terima kasih telah manjadi sahabat yang baik untuk aku selama 7 tahun ini .."

Setelah hari itu, Gea dan Dea pun kembali bersahabat .. Tidak ada salah paham dan sakit hati lagi .. Mereka sekarang sudah lebih dewasa dan lebih saling mengerti lagi .. Tetapi ada rahasia yang belum Gea ketahui .. Bahwa sebenarnya Dea mencintai Chris .. Dea tidak berani jujur karena takut akan menyakiti hati sahabatnya itu .. Perasaan itupun Dea pendam selama berbulan - bulan bahkan bertahun - tahun .. Hal yang sama juga dirasakan Chris .. Ternyata Chris juga cinta dengan Dea .. Tetapi Chris terlalu takut untuk mengakuinya karena takut akan mendapat penolakan dari Dea .. Chris terlalu takut untuk patah hati .. Cinta Chris ke Dea pun dipendamnya selama berbulan - bulan bahkan bertahun - tahun .. Setelah mereka lulus SMP, Chris dan Dea tidak pernah bertemu lagi, tetapi rasa cinta itu tetap ada bahkan semakin tumbuh dalam hati masing - masing ..

10 Tahun kemudian
Tidak mudah bagi Dea menyimpan cintanya kepada Christ .. Dea sangat ingin bertemu dengan Chris, tetapi ia tidak tahu bagaimana caranya .. Selama 10 tahun ini Dea sudah banyak berubah .. Rambutnya yang dulu bergelombang dan berwarna coklat serta panjang sepinggang sekarang berubah menjadi lurus dan memiliki panjang sebahu .. Sekarang pun Dea sudah menggunakan kontak lens .. Tidak memakai kacamata seperti dahulu lagi .. Wajah Dea juga sekarang sudah semakin imut dengan matanya yang bulat besar dan berwarna coklat .. Selama 10 tahun inipun hatinya tertutup untuk pria mana pun .. Sudah banyak lelaki mapan dan tampan yang berusaha untuk mendekati Dea, tetapi hal itu hanya sia – sia saja .. Hatinya sudah terkunci dan hanya Chris yang mempunya kunci untuk membuka hatinya .. Hal yang sama juga terjadi kepada Chris .. Sekarang Chris sudah tumbuh menjadi laki – laki yang jauh lebih tampan dan lebih tinggi .. Tingginya sekitar 180 cm .. rambutnya cepak berwarna coklat .. Badannya atletis dan sudah lebih berotot dibandingkan ketika dia kelas 3 SMP dilengkapi dengan kulitnya yang putih dan bersih .. Matanya bulat besar dengan bulu mata yang lentik dan mata yang berwarna coklat .. Hidungnya mancung melengkapi penampilannya yang sudah sempurna .. Hal ini membuat Chris dengan cepat menjadi cowok idola semua perempuan, tetapi perempuan – perempuan tersebut harus menelan kekecewaan karena hati Chris bukan untuk mereka, melainkan untuk Dea .. Chris juga sangat rindu dengan Dea, tetapi Chris tidak tahu bagaimana caranya bertemu dengan Dea ..

Beberapa bulan kemudian, ternyata takdir mempertemukan cinta mereka lagi .. Mereka dipertemukan sebagai rekan kerja yang sedang mengurus proyek di luar kota .. Cinta yang sempat padam itupun akhirnya berkobar - kobar kembali, tetapi mereka terlalu malu dan gengsi untuk menunjukkan cinta mereka .. Tampa terasa waktu pun terus berjalan .. Proyek tersebut sudah selesai dikerjakan dan mereka tidak akan berhubungan lagi .. Deapun bercerita kepada Gea sahabatnya tentang perasaanya kepada Chris ..
“Gea .. Aku bingung deh .. Aku sangat mencintai Chris, tetapi sepertinya Chris tidak mencintai aku .. Aku harus bagaimana Gea ??”
“Kamu harus sabar Dea .. Aku yakin kamu akan mendapatkan laki – laki yang terbaik untuk kamu, karena kamu layak mendapatkan itu ..”
“Terima kasih ya Gea kamu sudah selalu mendukung aku .. Aku sayang sama kamu ..”
“Sama – sama Dea .. Itu gunanya sahabat bukan ??”
Dea tidak dapat berbicara apa – apa lagi .. Dea hanya dapat memeluk Gea dan berterima kasih kepada Tuhan karena telah mengirimkan sahabat yang begitu baik seperti Gea ..

Di lain sisi, Chris bingung bagaimana menyatakan cintanya kepada Dea .. Tetapi sepertinya dewi fortuna sedang berpihak padanya .. Chris menemukan buku kenangan perpisahannya ketika Chris masih SMP !!!
“Halo Dea .. Aku mau ajak kamu hang out nih ..”
“Ayo lah .. Aku juga lagi suntuk nih ..”
“Okey girl .. Aku tunggu di Restaurant Atmosphere jam 7 malam .. Jangan lupa dandan yang cantik ya .. Bye .. See you soon girl !!”
“Byee ..”

Tiba – tiba perasaan Dea tidak enak .. Dea curiga pada sahabatnya itu, tetapi perasaannya tersebut dibuangnya jauh – jauh karena Dea takut akan salah paham lagi dan bermusuhan lagi dengan Gea seperti ketika mereka masih SMP dahulu ..

Pkl 19.00 Restaurant Atmosphere
“Gea mana sih ?? Tumben – tumbennya dia telat ..”

Dea berusaha menelepon Gea, tetapi hal tersebut sia – sia saja, karena telepon dari Dea tidak diangkat oleh Gea .. Ketika Dea sedang berusaha untuk menelepon Gea, Dea pun terkejut mendapati seorang laki – laki tampan yang familiar sedang masuk ke dalam restaurant tersebut dan menuju ke tempatnya sambil membawa sebuket besar bunga mawar pink .. Bunga kesukaan Dea .. Ya tidak salah lagi .. Laki – laki itu adalah Chris !! Dea sangat – sangat kaget dan tidak dapat berkata apa – apa lagi .. Chris yang baru datang pun langsung menghampiri Dea dan memberikan sebuket bunga mawar tersebut kepada Dea ..
“Hai Dea .. Ini bunga mawar untukmu .. Hari ini kamu tampak cantik sekali ..”
“Chris .. Itu kamu kan ??”
“Iya .. Apa kamu masih tidak percaya ??”
“Iya aku percaya .. Makasih yang bunganya .. Lalu kok kamu bisa berada di sini ??”

Chris tidak menjawab pertanyaan Dea, tetapi Chris langsung menarik tangan Dea ke dalam genggamannya .. Dea yang awalnya kaget dibuat tambah kaget oleh Chris .. Muka Dea sekarang sudah sangat pucat karena gugup ..
“Dea .. Dari dulu aku sayang sama kamu .. Selama 10 tahun ini aku terus nungguin kamu .. Aku udah mencoba membuka hatiku kepada wanita, tetapi tidak ada yang bisa membuat aku jatuh cinta seperti kamu membuatku jatuh cinta kepadamu .. 10 tahun aku menantimu dalam rindu yang sangat menyiksaku .. Ingin aku bertemu denganmu dan memelukmu serta merantaikan kamu denganku agar kamu tidak dapat pergi jauh – jauh lagi dariku .. Aku sangat mencintaimu Dea .. Aku ingin kamu yang menemani hari – hari aku .. Aku ingin kamu yang menjadi pendamping hidupku .. Yang selalu mendengar keluh kesahku .. Aku ingin kita dapat melewati berbagai rintangan bersama – sama denganmu .. Aku ingin menghabiskan hidupku denganmu Dea ..”

Dea yang mendengar pengakuan Chris pun tak kuasa menahan tangis yang sudah begitu membuncah dalam hatinya .. Dea pun langsung berdiri dan memeluk Chris erat – erat seakan tidak membiarkan waktu sedetikpun untuk membuat Dea jauh dari Chris ..
“Chris .. Aku juga sangat mencintaimu .. 10 tahun sudah aku menunggumu .. Aku kira ini hanya cinta remaja biasa .. Tetapi setelah 10 tahun penantianku aku sadar bahwa kamu memang laki – laki yang aku cintai .. Kamu adalah laki – laki yang terbaik untukku Chris .. Aku tidak akan membiarkanmu pergi lagi dariku .. Aku juga ingin menghabiskan waktuku denganmu .. Berjanjilah bahwa kamu tidak akan pernah meninggalkan aku apapun yang terjadi .. Aku sayang sekali padamu Chris ..”

Chris yang mendengar pengakuan cinta dari Dea pun menangis .. Chris tidak kuasa menahan tangisnya .. Chris tidak malu lagi untuk mengeluarkan air matanya .. Rasa malu tidaklah penting .. Rasa yang pertenting adalah rasa bahagianya yang tidak akan pernah dapat dilukiskan dengan kata – kata ..
Tidak disangka ternyata Gea eluar dari persembunyiannya .. Ternyata dari tadi Gea menguping pembicaraan mereka .. Gea jugalah dalang dibalik pertemuan Chris dengan Dea .. Chris sengaja meminta bantuan Gea untuk dapat bertemu dengan Dea .. Chris mendapat nomor telepon Gea dari buka perpisahan tahunan SMP mereka .. Gea pun langsung memeluk Dea ..
“Cieeee .. Sahabatku ini sudah jadian rupanya .. Kapan nih traktirannya ??”
“Dasar kamu nakal Gea .. Kamu udah bohongin aku .. Pokoknya aku sebel sama kamu ..”
“Yee .. Aku kan udah bantuin kamu .. Kalo gak ada aku kamu gak mungkin jadian dengan Chris ..”
“Iya – iya .. Dasar nyonya bawel “
“Ya udah Gea .. Kamu kan udah bantuin aku jadian dengan Dea .. Sekarang aku traktir kamu deh .. Kamu mau makan apa ??”
“Asiikkk”

Mereka bertiga pun bertaut juga .. Tidak sia – sia penantian mereka selama 10 tahun .. Penantian lama tersebut pun akhirnya dapat terbalaskan .. Tidak ada lagi kata I hate you untuk menutupi perasaan akan rasa egonya .. Yang ada kata I Miss You dan I Love You yang selalu dikatakan oleh kata hati masing – masing .. Dan tidak ada kata The End untuk mengakhiri kisah ini .. Karena ketika kita mengakhiri kisah ini, justru saat itulah kisah ini berawal ..

karya : Serline ..
Follow twitter aku ya .. @Serline_ajah

[Continue reading...]

Lucky Girl

Aku, Kasya Adelia. Nama yang tidak umum? Memang! Biarlah, itu kreasi orangtuaku. Terlahir dengan wajah innocent, manis, cantik, dan polos. Plus badan mungil dan ramping yang sukses membuat teman-temanku sirik. Aku termasuk jajaran murid pintar di kelas lho. Hanya saja, aku memiliki sifat pelupa, PD dahsyat, dan bengal. Love life? Zero. Zero! Aku hanya berharap, ada seorang prince –yang tidak harus charming– datang kepadaku dengan ketulusan yang tidak dibuat-buat!

Lagi-lagi aku kena marah guru. Padahal, aku hanya tidak mengerjakan PR. Yah, memang sih sudah yang kedua kali. Eh, mungkin yang ketiga kali. Pokonya tidak mengerjakan PR deh. Guru itu –Pak Dudung– memarahiku tanpa ampun. Di depan kelas lagi! Damn. Mau ditaruh dimana muka manisku ini? Semua teman-temanku hanya bisa tersenyum, berusaha menahan tawa. Tanpa ada yang berusaha memberikan pembelaan untukku. Huh, teman macam apa mereka? Aku hanya bisa memasang tampang innocent plus polos plus memelas ketika mendengar omelan Pak Dudung yang sepeti kereta berlokomotif tidak terhingga. Aku merutuki sifat pelupaku. Mayday mayday..
Entah mungkin Pak Dudung sedang happy, entah tersihir wajah innocentku. Tapi yang pasti, beliau tidak jadi menghubungi orangtuaku. Aku bersorak dalam hati. Beliau hanya menyuruhku berdiri diluar kelas. Yeah! Tandanya, aku bisa kabur ke perpustakaan. Sifat bengalku memang susah dilawan. Aku mana tahan harus berdiri panas-panasan di luar kelas? Segera aku melangkahkan kaki ke perpustakaan. Tempat paling nyaman di seantero sekolah. Tempat aku bisa merefresh pikiranku saat ada masalah yang menumpuk. Setiap jalinan kisah yang terdapat dalam sebuah buku, selalu sukses membuatku lupa diri dan terhanyut bersama tokoh utama tersebut.

Terpaan angin AC yang dingin segera menyambutku. Ah, sudah lama aku tidak kesini. Kegiatanku di Osis lumayan menyita sedikit waktuku. Yah, walaupun lama dalam kamusku adalah 2 hari. Ibu Rini –penjaga perpustakaan– menyapaku dengan ramah. Tanpa menanyakan alasanku yang berada di perpus saat jam pelajaran. Fiuh, big applause for her! Aku segera membalas sapaannya dengan ramah, dan berlari menuju kubikel favoritku setelah sebelumnya menyambar asal sebuah buku dari rak. Kubikel favoritku ini, terletak di paling ujung dan paling pojok. Mungkin itu sebabnya tidak ada murid lain yang menggunakan kubikel ini selain aku. Seram katanya. Padahal, menurutku kubikel ini paling oke! Disini, aku bisa leluasa membaca buku tanpa ada gangguan dari orang yang hilir mudik. Tenang pokoknya.

Oh ya, kubikelku ini juga paling banyak coretannya. Maklum, aku tidak tahan untuk tidak mencoret-coret barang. Bahkan mejaku juga penuh dengan coretan. Dan untuk hal yang satu ini, belum pernah ada guru yang memarahiku. Sebenarnya sih karena belum ketahuan, hehe. Kembali ke coretan, aku amat-sangat-sering menulis isi kepalaku di kubikel ini. Rasanya ada yang kurang gitu kalau belum menulis. Dan dimulailah tulisanku untuk hari ini.

Plis deh Pak! Jangan salahin saya dong. Emang saya bisa milih jadi pelupa apa? Bawaan lahir tao paak. Bete bete. Kayanya hari ini bakalan kelabu. Huhu.. T-T ada yang nyemangatin dong someone.. ck..
Aku tertawa sendiri melihat tulisanku itu! Sedikitpun tidak mirip dengan tulisan asliku. Sepertinya kemampuanku mengubah bentuk tulisan semakin meningkat! Aku pandangi tulisan-tulisanku yang lain. Hiyaa.. Kok sebagian galau gitu sih? Huahaha.. Aku terbahak-bahak dalam hati. Sekali lagi, aku melayangkan pandanganku. Tunggu. Ada yang aneh. Tulisan lain. Tercetak jelas di samping setiap tulisanku. Mengomentari setiap tulisanku! Menyemangati setiap tulisanku! Aku baca perlahan-lahan tulisan si misterius itu.

Semangat Sya! Kamu pasti bisa melewati hari ini dengan senyuman J
Selalu lihat sisi positifnya Sya! Kasya pasti bisa!
Hey, Kasya Adelia itu terlahir kuat! Dia gak akan putus asa, kan?
Sayang kalau wajah innocentmu tertutup ekspresi amarah. Tertawa dan tersenyum dong :D
Aku peduli, dan akan selalu mendungmu.. :)

Aku terheran-heran sendiri. Begitu banyak tulisan dari orang yang aku sendiri tidak tahu siapa. Lagipula, bagaimana dia tahu namaku? Jangan-jangan.. Aku dimata-matai! Terburu-buru aku berdiri dan mengedarkan pandanganku ke sepenjuru perpustakaan. Nihil. Tidak ada siapa-siapa. Yah, walaupun saat membacanya aku merasa ada yang melumer di dalam hatiku. Karena, dia adalah orang pertama -yang sepertinya- peduli padaku. Aku menghela nafas panjang. Segera aku menulis lagi.

Haloo.. Ini siapa yaa? Kok tau aku? Hayo ngakuuu… Jangan bikin orang penasaran dong, dosa tau. Eh, tapi big thanks for you ya.
Besok, aku harus segera kembali ke perpustakaan! Aku paling tidak tahan dengan yang namanya penasaran! Awas saja kalau dia sampai tidak membalas. Akan aku cari sampai ke penjuru sekolah sekalipun.
“Sya, lima menit lagi bel tuh,” suara ibu perpustakaan mengingatkanku.
Oh! Aku harus segera kembali ke depan pintu kelas. Kalau tidak, hiiy.. Kupingku akan semakin panas mendengar omelan Pak Dudung. Aku segera berlari keluar perpustakaan. Tidak lupa mengucapkan terimakasih –dengan berlari juga– kepada ibu perpustakaan. Dan beliau hanya bisa geleng-geleng kepala melihat salah satu murid langganannya.

Pak Dudung memang galak, Sya. Hehe.. Sabar yaa. Oh ya. Anggap saja aku Guardian Angelmu. Yang akan selalu mendukung, dan ada untukmu.Oke?
Keesokan harinya, aku kembali ke perpustakaan. Dan benar saja, orang itu membalas! Aku melotot membaca tulisannya. Guardian Angel?! Apaan tuh! Seenaknya bikin aku penasaran. Tapi lagi-lagi, aku merasa ada yang lumer di hatiku. Duh, masa aku menyukai seseorang yang bahkan aku saja tidak tahu? Dengan gemas aku menulis lagi.Angel? Ga nyata doong, hii… Ngaku dong, plis banget. Jangan main-main gini dong. Pengen ngeliat aku marah kali ya?

Oke, aku ini memang orang yang susah buat jatuh suka (well, dalam hal ini aku menghindari kata ‘cinta’). Buktinya, selama 16 tahun hidup aku belum pernah tuh naksir cowok. Yah, kecuali penyanyi favoritku –Nick Jonas. Suaranya… Wajahnya… Oke, back to the topic. Kenapa ya? Tiap kali aku baca tulisan-tulisannya, aku merasa ada yang melumer di hatiku. Aku jadi hangat luar dalam. Duh, what’s wrong with my heart? Tiap baca tulisannya, aku bisa merasakan kepedulian dan ketulusannya.

Enak aja, aku nyata kok. Manusia, real! Dan aku BENER-BENER ga ada niat MAIN-MAIN. Aku serius, Sya.Kamu boleh marah kok. Just wait and see.. Keep spirit yaa.

Lama-kelamaan, kegiatan yang kusebut “Coret-Coret-Bikin-Kubikel-Kotor” yang kusingkat “CCBKK” berlangsung rutin setiap hari. Dan anehnya, aku gak pernah sekalipun ketemuan sama orang itu. Ibu perpus gak pernah mau ngasih tau siapa orang selain aku yang make kubikel itu. Dan lagi, kalau ada orang lain yang iseng ngebaca tulisan itu, pasti bingung sendiri. Lha wong isinya macem-macem. Ada kata semangat, debat kusir, galau dan teman-temannya, sampai tentang pelajaran! Bisa dibayangin dong gimana kotornya itu kubikel? Dan tanpa aku sadari, CCBKK udah berlangsung selama lebih dari 3 minggu.

Seperti biasa, aku sedang berjalan menuju perpustakaan. Tapi, rute kelas-perpustakaan yang kutempuh sedang tidak biasa. Aku harus memutar jalan melewati ruang guru. Pak Dudung tidak sengaja membawa buku paketku yang dipinjam olehnya. Dasar guru, bukannya mengembalikan langsung. Huh.

Saat aku sampai di depan pintu ruang guru, aku bersiap membukanya. Tapi tiba-tiba, pintu itu terbuka sendiri! Kaget? Pastinya! Jangan-jangan… Hantuuu! Husssh. Segera kutepis pikiran konyolku itu. Ternyata, ada seseorang yang membukanya. Aku hanya melihat wajahnya sekilas, selain dia yang langsung memalingkan wajahnya, dia juga membawa setumpuk buku perpustakaan dan beberapa lembar kertas yang hampir menutupi wajahnya. Wajahnya terlihat kaget. Mungkin akan kecantikanku ini, hehehe. Tapi yang jelas, selembar kertas terbang dari genggamannya saat dia berjalan menjauh. Dan kertas itu jatuh tepat didepan kakiku. Penasaran, aku memungutnya. Ternyata kertas ulangan. Dan, wow! Nilai yang sempurna. Amri Affandi, pasti orang yang pintar. Saat aku melihat tulisan jawabannya, aku terperangah. Jantungku langsung berdebar tak keruan. Hatiku terasa panas. Tulisan ini.. aku bukan sekadar mengetahuinya. Aku mengenalnya!

Aku langsung berlari mengejarnya. Sia-sia aku berteriak namanya. Sayang, di kertas tersebut tidak dicantumkan kelasnya. Dia tidak ada. Heran, lari kemana sih? Cepat sekali. Aku memutuskan untuk menyimpan kertas ulangan tersebut dan pergi ke perpustakaan. Aku harus merefresh pikiranku!
Untuk kesekian kalinya, terpaan dingin AC kembali menyambutku. Ibu perpus entah mengapa tersenyum penuh arti kepadaku. Aku membalas senyumannya dengan kikuk. Kali ini, aku memilih buku dengan seksama. Memilah buku mana yang akan membawaku terhanyut dengan cepat dalam buku itu.
‘City of Bones’ tampaknya pilihan yang cocok. Aku segera melangkahkan kakiku menuju kubikel favoritku. Otakku benar-benar butuh penyegaran! Aku bahkan berniat bolos jam pelajaran. Ini semua gara-gara tulisan Amri Affandi! Tenang Kasya.. Keep calm..

Yah, ternyata ‘keep calm’ku tidak berjalan sukses. Aku terkesiap ketika ada seseorang yang sudah duduk manis di kubikelku. Dalam otakku, sudah terpampang berbagai “naskah” untuk mengusir orang tersebut. Namun, aku lebih terkesiap lagi ketika melihat wajahnya. Wajah itu.. Walaupun hanya sekilas melihatnya, aku langsung mengenalinya! Ya, tidak salah lagi. Dia adalah orang yang kutabrak tadi di depan Ruang Guru! Otakku seakan ditembak sinar pembeku. ‘Brain Freezing Time’-ku kambuh lagi. Lidahku kelu. Dia hanya tersenyum. Senyuman yang entah mengapa membuat diriku menghangat.
“Amri Affandi?”Tanyaku dengan takut. Aku menunduk, takut salah orang!
“Kasya Adelia, kan?” Balasnya disertai senyuman mautnya. Uh, aku meleleh di tempat. Aku kaget. Jantungku berdetak tidak karuan. Inikah orangnya? Orang yang berhasil membuat hatiku berdebar-debar? Aku hanya mengharapkan seorang ‘Prince’. Tapi, mengapa? Mengapa yang datang ‘Prince Charming’? Wajahnya begitu tampan. Dengan mata yang jernih dan alis yang teduh. Dihiasi kacamata tanpa frame yang sukses membuatnya semakin charming. Rambutnya hitam pekat dan lurus. Dan hal lainnya, sulit diungkapkan dengan kata-kata.

Aku mengorek ingatanku. Ya, dia adalah peraih peringkat 1 paralel. Dan aku
harus puas berada di peringkat 2 atau 3. Sering disebut, ngg... Ice Prince!
“Ng.. Ak.. Kamu.. Amir –eh! Amri Affandi? Ng.. Yang suka nulis di.. sini?” Tanyaku dengan takut. Aku hanya tidak ingin harapanku kelewat tinggi. Aku takut.
“Fandi aja. Dan aku sudah memutuskan bahwa sekarang saatnya aku jujur sama Kamu. Kamu boleh nganggep aku pengecut atau apa. Aku terima. Jujur, karena aku sendiri juga gak berani untuk ngungkapin secara langsung. Dan sekarang, aku udah mengumpulkan keberanian itu,” jelasnya panjang lebar. Tapi, wait! Keberanian apa? Duh, makin geer nih!
“Kasya Adelia, Aku suka Kamu. Kamu mau berada di sisiku sekarang dan seterusnya?”,Terang Fandi dengan suaranya yang jernih. Matanya begitu penuh keyakinan, ketulusan, dan cinta? Ah, aku tidak yakin ekspresi apa itu. Yang pasti, ekspresi tersebut kontan membuatku panas-dingin, jantungku berlompatan tidak karuan.

Help! Mayday mayday! Aku meerasa linglung. Ini mimpi? Bukan. Pasti bukan, aku harap. Saat matanya memandangku, aku langsung membeku lagi. Dan dalam sekejap melumer kembali saat Fandi menggenggam tanganku. Saat itu juga aku kembali menjadi diriku. Pikiranku melayang ke tulisan-tulisan di kubikel. Dia tulus. Dia baik. Dia peduli. Dan yang terpenting, aku menyukainya. Perlahan, aku mengangguk. Dan setelah anggukan itu, aku merasa menjadi gadis paling beruntung di dunia!
“Ciee.. Ice Prince..” ledekku pada Fandi. Hahaha, ternyata dia tidak menyukai julukan itu. Huu… Siapa suruh jarang senyum? Walaupun jika terhadapku, dia selalu tersenyum sih, hehehe. Aku memperhaikan wajahnya. Gawaat, sepertinya Fandi bete akan ledekanku yang tidak berhenti-berhenti. Hahaha, tapi aku tidak terlalu peduli. Meledeknya adalah hal yang menyenangkan buatku.
“Cieee pasangan jenius..” ledekku lagi. Kali ini, adalah julukan buat kami berdua. Terus terang, aku menyukai julukan itu. Dan lagi-lagi, Fandi tidak menyukainya. Aku baru akan meledek lagi, saat jeweran mengenai kupingku.
“Nona kubikel, aku laporin ke guru ya kalau kamu suka mencoret-coret properti sekolah.” Balas Fandi dengan senyuman mautnya.
Tentu saja aku langsung meleleh dan diam melihat senyumannya. Fandi yang melihatku diam, menyangka aku marah dan langsung mengecup dahiku tanda permintaan maaf.

Sekali lagi, aku merasa menjadi ‘Gadis Paling Beruntung di Dunia’.
Karya : Aisha Taqiyyah
[Continue reading...]
 
Copyright © . Cerpenazza - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger